Dulu, saat masih sekolah aku pernah mempertanyakan kenapa kita ga punya mobil. Padahal kalo kita mau nabung, pasti bisa beli kan? toh yang penghasilannya lebih rendah dari bapak bisa punya. kenapa kita gak.
pernyataan dari kakakku yang menohok dan menyebalkan membuatku tersadar prioritas keluarga kami berbeda.
"tamat sma, jangan langsung kuliah. berenti dulu 1 tahun. punya mobil kita".
kala itu, jelas menurut ku bukan solusi menyenangkan. masa demi mobil, aku telat daftar kuliah.
"makanya berhemat, kalo kita bisa nabung, walau tetap kuliah, bisa beli mobil juga kan." sanggahanku yang kemudian dimentahkan lagi.
"bisa aja nabung banyak, hemat. tapi makan tanpa lauk. cuma nasi ama garam, mau?" jelas ku tolak mentah-mentah. bagaimana pun juga lidahku terbiasa makan dengan variasi lauk yang memggugah selera.
akhirnya... aku mengubur impian punya mobil. prioritas saat itu bisa kuliah tepat waktu dan tetap makan dengan lauk apapun yang ku mau. Aku mulai mengamini bahwa di keluargaku prioritas utama adalah pendidikan tinggi dan tentu saja hidup nyaman dengan perut kenyang...
bagi keluargaku (kala itu) mobil itu penting tapi tidak terlalu esensial, apalagi secara ekonomis kendaraan akan terus terdepresiasi, beda dengan aset tetap seperti tanah/rumah.
kuliah, bekerja dan akhirnya menikah. aku semakin paham prioritas yang kami amini jelas berbeda dengan prioritas orang lain. dan itu tidak apa-apa. itu juga yang kelak akan ku ajarkan ke anak-anakku.
Jila orang lain menganggap punya "A" itu penting. biarlah itu menjadi prioritasnya. tentukan prioritasmu sendiri, yang membuatmu bahagia. satu hal yang pasti. Kebahagiaanmu, kamu yang tentukan. jangan ikuti standar orang lain.
have a happy day everyone 😘😘🥰🥰