Kamis, 31 Mei 2012

Aku Mau Ibu Kembali (the True Story from China )

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.

Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Ibunya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras.
Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Bapak yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Bapaknya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia.

Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.

Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.

“Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan bapaknya.” demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.

Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk bapaknya.
Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. ZhangDa Merawat Bapaknya yang Sakit. Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat bapaknya. Ia menggendong bapaknya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan bapaknya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan bapaknya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Zhang Da menyuntik sendiri bapaknya.Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik bapaknya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun,maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.

> > Aku Mau Ibu Kembali <<

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!”
Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu”
Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku Mau Ibu Kembali. Ibu kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Bapak, aku bisa cari makan sendiri, Ibu Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.

Banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan bapaknya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Ibu Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat Ibunya pergi meninggalkan dia dan bapaknya.

Pohonmu yang Mana??

Termasuk kategori pohon apakah Anda ?
Cari tahu karakteristik Anda berdasarkan jenis pohon yang ada di dunia, hanya  berpatokan  dengan tanggal kelahiran Anda. Selamat mencoba !

Tanggal Kelahiran Jenis Pohon
23 Desember - 1 Januari  Apel
2 Januari - 11 Januari  Fir
12 Januari - 24 Januari  Elm
25 Januari - 3 Februari  Cypress
4 Februari - 8 Februari  Poplar
9 Februari - 18 Februari  Cedar
19 Februari - 28 Februari  Pinus / Pine
1 Maret - 10 Maret  Weeping Willow
11 Maret - 20 Maret  Lime
21 Maret  Oak
22 Maret - 31 Maret  Halzelnut
1 April - 10 April  Rowan
11 April - 20 April  Maple
21 April - 30 April  Walnut
1 Mei - 14 Mei  Poplar
15 Mei - 24 Mei  Chestnut
25 Mei - 3 Juni  Ash
4 Juni - 13 Juni  Hornbeam
14 Juni - 23 Juni  Fig
24 Juni  Birch
25 Juni - 4 Juli  Apel
5 Juli - 14 Juli  Fir
15 Juli - 25 Juli  Elm
26 Juli - 4 Agustus  Cypress
5 Agustus - 13 Agustus  Poplar
14 Agustus - 23 Agustus  Cedar
24 Agustus - 2 September  Pinu / Pine
3 September - 12September  Weeping Willow
13 September - 22September  Lime
23 September  Olive
24 September - 3Oktober  Hazelnut
4 Oktober - 13 Oktober  Rowan
14 Oktober - 23 Oktober  Maple
24 Oktober - 11 November  Walnut
12 November - 21November  Chestnut
22 November - 1Desember  Ash
2 Desember - 11 Desember  Hornbeam
12 Desember - 21 Desember  Fig
22 Desember  Beech

APEL, Si Cinta
Penuh pesona dan daya tarik, menyenangkan, petualang, senstif, selalu dalam cinta, suka dicintai dan mencintai, teman yang penyayang dan dapat dipercaya, sangat dermawan, pemikiran teknis, hidup untuk hari ini, ahli filsafat penuh imaginasi

FIR, Si Misterius
Citra rasa luar biasa, mulia, menyukai sesuatu yang indah, perasa, keras kepala, egois, agak modis, sangat ambisius, berbakat, banyak teman, banyak musuh, dapat diandalkan

ELM, Si Mulia
Mempunyai fisik yang menyenangkan, modis, tidak gampang memaafkan kesalahan, periang, suka memimpin dan tidak menyukai dipimpin, teman yang jujur dan setia, suka mengetahui semua karakter orang dan memberi keputusan, dermawan, sense of humor yang baik, praktis

CYPRESS, Si Setia
Kuat,
mudah beradaptasi, periang, optimis, memerlukan uang dan pendidikan
yang cukup, benci kesendirian, pecinta yang tidak pernah puas,
setia, pemarah, tidak dapat diatur, dan ceroboh

POPLAR, Si Tidak Pasti
Sangat dekoratif, tidak percaya diri, berani jika diperlukan, memerlukan lingkungan yang berkeinginan baik
dan menyenangkan, sangat pemilih, sering sendiri, pendendam, bakat artistik, organizer yang baik, cenderung berfilososfi, dapat diandalkan di berbagai situasi, memandang hubungan dengan serius

CEDAR, Si Percaya Diri
Kecantikan yang langka, tahu bagaimana beradaptasi, menyukai kemewahan, cenderung memandang rendah orang lain, percaya diri, tidak sabar, mempunyai banyak bakat, pekerja keras, optimis, menunggu cinta sejati, dapat membuat keputusan cepat.

PINE, Si Istimewa
Menyukai kawan yang sepaham, sangat sehat, tahu bagaimana hidup menyenangkan, sangat aktif, alami, teman yang baik tetapi jarang bersahabat, gampang jatuh cinta tetapi cepat pudar, dengan mudah menyerah, praktis dan dapat dipercaya.

WEEPING WILLOW, Si Melankolis
Si Cantik yang penuh dengan ke - melankolis - an, aktraktif, menyukai segala sesuatu yang indah dan bercitra rasa, suka berpetualang, pemimpi, gelisah, pendorong semangat, jujur, dapat dipengaruhi
tetapi tidak mudah hidup dengannya, penuntut, intuisi baik, menderita dalam cinta tetapi kadang menemukan pasangan yang tepat.

LIME, Si Peragu
Menerima hidup apa adanya, tidak menyukai perkelahian, tekanan dan pekerjaan, cenderung malas dan mengganggur, berkorban demi teman, banyak talenta tetapi tidak ada kemauan dalam mengembangkan, selalu mengeluh, setia tetapi sangat pencemburu.

HAZELNUT, Si Luar Biasa
Mempesona, tidak penuntut, sangat pengertian, tahu bagaimana membuat sebuah impresi, pejuang sosial yang aktif, terkenal, pecinta yang mendorong semangat, teman yang jujur dan penuh dengan toleransi, rasa keadilan yang tepat.

ROWAN, Si Sensitif
Penuh dengan pesona, periang, tidak egois, suka menarik perhatian, menyukai kehidupan, pergerakan ketergantungan dan mandiri, citarasa tinggi, artistik, penuh gelora dan emosional, teman bicara yang baik dan
tidak mudah memaafkan.

MAPLE, Si Pemikir Mandiri
Bukan orang biasa, penuh imaginasi dan keaslian, pemalu dan perasa, ambisius, sombong, menyukai pengalaman baru, kadang gugup, kompleks, ingatan baik, belajar dengan mudah, kehidupan cinta yang rumit.

WALNUT, Si Gelora
Aneh dan penuh dengan kontradiksi, sering egois, agresif, spontan, ambisis yang tak terbatas, menimbulkan reaksi yang tak diharapkan, kaku, rekan yang sulit dan tidak biasanya, tidak selalu disukai tapi sering dipuja, strategi hebat, sangat pencemburu dan tanpa kompromi

CHESTNUST TREE, Si Jujur
Kecantikan yang sukar ditemui, mempunyai rasa keadilan yang cukup baik, menarik, diplomatis, sensitif dalam kelompok, kadang-kadang bersikap layaknya pemimpin, merasa tidak mengerti akan cinta, susah menemukan pasangan

ASH TREE, si Ambisi
Daya tarik yang luar biasa, tidak perduli terhadap kritik, ambisius, pintar, bertalenta, senang akan tantangan, kadang egois, dapat dipercaya, kadang pikiran menguasai kata hati dan memandang tinggi
arti persahabatan.

HORNBEAM, Si Citarasa Tinggi
Sangat peduli terhadap kecantikan dan kondisi tubuhnya, citarasa tinggi, cenderung egois, membuat hidup senyaman mungkin, memimpin dengan rasional, displin tinggi, rekan yang emosional tetapi berkualitas,
memimpikan  pasangan yang luar biasa, jarang menyukai perasaannya sendiri, tidak yakin dengan keputusannya.

FIG TREE, Si Sensitif
Sangat kuat / tangguh, mandiri, tidak membiarkan kontrakdisi atau alasan, menyukai kehidupan, keluarga, anak - anak dan binatang, rasa humor tinggi, pintar

OAK, Si Sehat Alami
Berani, Mandiri, kuat / tangguh, kalem, tidak menyukai perubahan, orang aktif.

BIRCH, Si Inspirasi
Menyukai kehidupan, atraktif, elegan, modis,bersahabat,  menyukai hidup alami dalam ketenangan,  tidak terlalu berambisi, penuh dengan imaginasi, mampu  menciptakan suasana  yang tenang.

OLIVE TREE, Si Bijaksana
Menyukai surya, perasaan yang teang dan hangat, sangat rasional, adil, menghindari keagresifan dan keributan, sangat toleransi, periang, kalem, rasa keadilan yang terbina baik, sensitif, bebas dari rasa cemburu, suka membaca dan teman yang menyenangkan.

BEECH, Si Kreatif
Citarasa baik, peduli terhadap penampilannya, materialistis, si organizer yang baik untuk kehidupan dan perjalanan kariernya, ekonomis, pemimpin yang baik, rasional, menjaga kondisi tubuh dengan baik seperti diet, olahraga dll.

Filosofi STEVE JOBS

 Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera lulus dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah selesai kuliah. Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana wisuda. Hari ini saya akan menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya. Ya, tidak perlu banyak. Cukup tiga.
 
*Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik* 
Saya drop out (DO) dari Reed College setelah semester pertama, namun saya tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum betul-betul putus kuliah. Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena "kecelakaan" dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi.
 
Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran bayi perempuan karena ingin. Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: "kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda berminat? Mereka menjawab:"Tentu saja." Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA.
Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.
 
Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan-habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya *tidak melihat manfaatnya*. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun *memutuskan berhenti kuliah*, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.
 
Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai. Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga *nebeng* tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa *ingin tahu dan intuisi*, ternyata kemudian sangat berharga. Saya beri Anda satu
contoh:
 
Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya. Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat.
Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.
 
Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya.
Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang. Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa *titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang*. Anda harus percaya dengan intuisi,takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyakperbedaan dalam kehidupan saya.
 
*Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.* 
Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz (Steve Wozniak) dan saya mengawali Apple di* garasi* orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan *saya dipecat*. Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang.
 
Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi *tokoh publik yang gagal*, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley. Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali- *saya masih menyukai pekerjaan saya*. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal. Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah *kejadian terbaik* yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itumengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.
 
Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama *NeXT*, lalu
* Pixar*, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya *kembali lagi ke Apple*, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena s*aya menyukai apa yang saya lakukan*. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun asangan hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya.
Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. *Jangan berhenti*.
 
*Cerita Ketiga Saya: Kematian* 
Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi:
"Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar." Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: "Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?" Bila jawabannya selalu "tidak" dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah. Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada. *Mengingat kematian* adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
 
Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi.
 
Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:
Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu. Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.
 
Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama "The Whole Earth Catalog", yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi "The Whole Earth Catalog", dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir.
Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: "*Stay Hungry. Stay Foolish*." (Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan mereka. Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu.

* Stay Hungry. Stay Foolish*.

The Spirit of Hellen Keller

Hellen Adam Keller lahir sebagai anak yang sehat di Tuscumbia,Alabama, Amerika serikat pada 27 Juni 1880 disuatu tempat yang dikenal dengan nama “Ivy Green”. Dari ayahnya, ia merupakan keturunan Alexander Spottswood seorang gubernur colonial dari Virginia yang juga memiliki hubungan dengan keluarg-keluarga pahlawan Utara Amerika. Dari ibunya, ia memiliki hubungan darah dengan keluarga-keluarga new England termasuk Hales, Everetts dan Adamses. Ayahnya bernama Kapten Arthur Keller, seorang editor surat kabar North Alabamian. Kapten Arthur Keller juga memiliki ketertarikan yang kuat kepada kehidupan public dan merupakan orang yang berpengaruh dilingkungannya. Pada tahun 1885 dibawah administrasi Cleveland, ia diangkat menjadi Marshal untuk Alabama Utara. Penyakit yang menimpa Helen keller pada saat berumur 19 bulan membuat ia menderita tuli dan buta sebelum ia mengetahui cara membaca dan menulis. Pada saat itu ia diduga mengidap demam otak dan mungkin saja sekarang lebih tepatnya dikenal dengan nama demam scarlet. Karena penyakitnya sejalan bersama pertumbuhannya, ia menjadi anak yang liar dan tidak patuh serta tidak mengenal dengan jelas dunia yang ada disekelilingnya.
Kehidupan Helen keller yang baru dimulai pada Maret 1887 ketika ia berumur kurang lebih 7 tahun. Hari itu merupakan hari yang paling penting yang selalu ia ingat dalam hidupnya, ia kedatangan seorang perempuan Anne Mansfield Sulivan dari Tuscumbia yang menjadi gurunya. Nona Sulivan, merupakan perempuan berumur 20-an lulusan Sekolah khusus orang buta bernama Perkin School. Ia merupakan orang yang mendapatkan penglihatannya kembali melalui serangkaian operasi. Ia datang atas unjuran simpatik Alexander Graham Bell yang merupakan kenalan keluarga Anne. Semenjak hari itu, edua orang tersebut, menjadi guru-murid yang tak terpisahkan hingga kematiannya pada awal 1936.
Nona Sullivan memulai tugasnya untuk mengubah anak yang tidak terkontrol menjadi sosok yang sukses dengan memberikan boneka yang merupakan buatan anak-anak dari sekolah Perkin (sekolah khusus orang cacat yang kemudian dibuat khusus untuk Helen). Dengan mengejakan d-o-l-l (boneka) melalui tangan , ia berharap dapat menghubungkan objek dengan huruf. Helen ternyata belajar dengan cepat dengan metode yang tepat pula, namun ia tidak tahu bagaimana cara untuk mengucapkan kata-kata. Selama beberapa hari, ia banyak belajar mengeja kata-kata baru namun dengan cara yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Suatu hari ia dan “guru”-panggilan Helen untuk Sullivan- pergi ke tempat sumur pompa terbuka. Nona Sullivan mulai memompakan air dan menaruh tangan Helen dibawah keran air tersebut. Begitu air menyentuh tangan Helen, ia mencoba untuk mengeja secara perlahan kata ‘w-a-t-e-r (air) melalui tangan helen yang satunya kemudian semakin cepat. Tiba-tiba, sinyal itu dapat dimengerti oleh pikiran Helen. Ia akhirnya tahu bahwa water (air) adalah zat dingin luar biasa yang mengalir ditangannya. Setelah ia mengerti, ia berhenti dan menyentuh tanah dan menanyakan ejaan untuknya. Pada saat malam tiba, ia sudah mempelajari 30 kata-kata baru.
Sewaktu ia mengecap pendidikan, ia belajar menguasai alphabet dengan cepat, baik manual maupun huruf timbul khusus bagi orang buta serta meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Di tahun 1890, ketika umurnya masih 10 tahun, ia mencoba untuk belajar berbicara. Entah bagaimana ia mengetahui bahwa seorang gadis buta tuli di Norway sudah dapat berbicara dengan baik. Nona Sarah Fuller di Horace Mann School merupakan orang pertama yang menjadi guru vokal untuknya.
Sejak ia masih kecil, ia selalu berkata suatu hari saya akan masuk perguruan tinggi dan akhirnya ia membuktikannya. Pada tahun 1898, ia berhasil masuk ke Cambrige school for young ladies sebelum akhirnya ia masuk ke Radcliffe College pada musin gugur 1900 dan menamatkan sekolahnya pada tahun 1904 dengan prestasi Cumlaude. Selama tahun-tahun berikutnya sampai ia meninggal di tahun 1936, Anne Sullivan selalu berada disampingnya, terus menerus mengeja buku demi buku, ceramah demi ceramah melalui tangan Helen.
Pendidikan formalnya berakhir sewaktu ia menerima gelar Sarjana Muda, namun selama hidupnya ia selalu belajar secara informal hal-hal yang penting bagi masyarakat moderen. Dengan pengetahuannya yang luas serta banyaknya pencapaian dibidang pendidikan, ia dianugerahkan gelar doktor kehormatan dari temple university dan harvard university seta dari universitas Glasgow di Skotlandia; Berlin, Jerman; Delhi, India; dan Witwatersran di Johannesburg Afrika Selatan. Ia juga merupakan peserta kehormatan untuk education institute di Scotland.
Pada tahun 1905, Anne Sullivan menikah dengan John Macy,seorang kritikus dan sosialis terkemuka. Pernikahan tersebut tidak merubah hubungan guru dan murid tersebut. Helen akhirnya tinggal bersama Anne dan suaminya. Keduanya terus memberikan waktu untuk pendidikan dan aktifitas Helen. Selama masih berstatus murid di Radcliffe, Helen memulai karir menulis yang kemudian ditekuninya selama hampir 50 tahun. Pada tahun 1903, The story of My Llife (kisah hidupku) muncul dalam bentuk cerita bersambung di Ladies Home Journal dan kemudian muncul dalam bentuk buku. Merupakan karya yang paling populer dan telah diterjemahkan ke dalam 50 bahasa termasuk Marathi, Pusthu, Tagalog dan Vedu. Juga dibuat dalam bentuk edisi buku tipis di Amerika Serikat. Publikasinya yang lain adalah : Optimis; An Essay; The World I Live In; The song of the stone wall; Out of the Dark; My Religion; Midstream- my later life; Peace at eventide; Helen Keller in Scotland; Helen Keller Journal; Let us have faith; Teacher, Anne Sullivan Macy dan the open door.
Helen Keller adalah wanita tegar yang menjadi inspirasi bagi Dunia, dan ia di kenal sebagai pejuang hak-hak wanita, pembela orang cacat serta pengarang produktif dan sukses.
Helen Keller bisa membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak bisa mengekang manusia untuk sukses, selama ada keyakinan diri, kerja keras dan semangat.

HENDRY RISJAWAN
www.hendryrisjawan. com

10 Filosofi Hidup orang Jawa

1. Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat nagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik)

2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).

3. Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)

4. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)

5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).

6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).

7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).

8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah;Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).

9. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).

10. Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).

Pilih Pacaran Atau…..Ta’aruf?


Jaman sekarang gampang banget ketemu sama orang yang lagi pacaran. Di jalan, mal, kampus, di mana-mana. Apalagi sekarang kan ada acara TV yang nyomblang-in orang sampai ke pengeksposean pernyataan cinta segala.

Sebetulnya apa sih pacaran itu? Biasanya kalau ada cowok dan cewek saling suka, salah satunya nyatain dan yang lainnya terima, itu berarti udah pacaran. Buat sebagian orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan, nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun lah! Ada juga orang-orang tujuannya untuk lebih mengenal sebelum pernikahan.

Sebagai umat Islam kita perlu lho mengkritisi apakah “praktek pacaran” yang banyak dilakukan orang ini sesuai atau tidak dengan aturan-aturan dalam Islam.

Pertama, orang kalo lagi pacaran maunya berdua terus. Ah yang bener, iya apa iya. Beberapa hari enggak ditelpon udah resah, seharian enggak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus, wah pokoknya dunia serasa berbunga-bunga. Apalagi kalau pakai acara mojok berdua, di tempat sepi mesra-mesraan. Waduh, hati-hati deh, soalnya Rasulullah SAW bersabda, “Tiada bersepi-sepian seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka”.

Kedua, kalau lagi pacaran rasanya seperti dimabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak. Hati-hati juga nih, nanti kita bisa lupa sama tujuan Allah menciptakan kita (manusia). FirmanNya, “Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu” (QS 51:56)

Ketiga, bukan rahasia lagi kalau di jaman serba permisif ini seks udah jadi bumbu penyedap dalam pacaran (Majalah Hai edisi 4-10 Maret 2002). Majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya.
Memang banyak orang pacaran awalnya enggak menjurus ke sana. Tapi gara-gara sering berdua, ada kesempatan, dan diem-diem syetan udah ngerubung, yah terjadilah. Pertama pegang tangan, terus rangkul pundak, terus cium pipi, terus…..terus…..wah bisa kebablasan deh. Jangan salah lho, agama kita melindungi kita dengan melarang melakukan perbuatan-perbuatan itu. FirmanNya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 15:32) Ternyata Al Quran udah melakukan tindakan preventif dengan melarang mendekatinya, bukan melarang melakukannya. Rasulullah SAW juga bersabda, “Seandainya kamu ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagimu daripada menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu.” Jadi pegang-pegangan tangan juga mesti dihindari tuh.

Keempat, ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang di sekitar kita yang sudah bertahun-tahun pacaran ternyata kandas di tengah jalan. Pacaran pun tidak menjadikan kita tahu segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah.

Kalaulah kini kita tahu praktek pacaran nggak menjadi suatu jaminan bahkan banyak melanggar aturan Allah dan tidak mendapat ridhoNya, masihkah kita yang mengaku hambaNya, yang menginginkan surgaNya, yang takut akan nerakaNya, masih melakukannya?

Tapi kalau bukan dengan pacaran, gimana caranya ketemu jodoh? Jaman sekarang kan kita enggak bisa gampang percaya sama orang, jadi perlu ada penjajagan. Islam punya solusi yang mantap dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya ngetop dengan nama Ta’aruf, artinya perkenalan.

Pertama, ta'aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta'arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta'aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta'ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.

Kedua, ta'aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya. Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh).

Ketiga, dengan ta'aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun

kekurangan. Ini kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?

Keempat, melalui ta'aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.


Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta'aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama. Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan "digantung" pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.

Keenam, dalam ta'aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina.

Nah ternyata ta'aruf banyak kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Allah diridhoi Allah. Jadi, sahabat……..kita mau mencari kebahagian dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya?

Dikutip dari www.tentang-pernikahan.com

menikah, bila miskin, Allah akan mengkayakan... baik kaya hati dan sebagainya
Allah mencukupi hamba- Nya yang menikah...
tidak hanya diliat dari perhitungan matematika belaka... tapi lebih dari itu...
selamat berbahagia buat teman2 yang sudah menikah... menjadi keluarga sakinah mawadah dan warramah...

Keajaiban Jodoh

Belum tentu yang kita anggap baik adalah yang terbaik buat kita. Apa yang kita rencanakan, bisa jadi sebatas urusan lahir dan yang terlihat. Jodoh bukan hanya urusan lahir dan yang terlihat. Ada hati, ada perasaan, ada cinta, ada takdir yang perlu kita renungkan. Yang jelas, jodoh benar-benar sesuatu yang ajaib. Jangan pernah mereka-reka siapa jodoh kita. Minta saja pada Allah agar memberi kita yang terbaik dan pas buat kita.

HATI YANG BERBUNGA.

Saat itu umur Hamdan tiga puluh tahun. Sudah pantas untuk menikah. Pacar sudah punya. Segala sesuatu yang disebut persiapan diri untuk menikah juga sudah ada. Rumah, mobil, pekerjaan, tabungan. Tentunya, Hamdan semangat sekali untuk menikah. Dia yakin kalau pacar yang dimilikinya, Haliza adalah pacar ideal. Calon istri, calon ibu dari anak-anaknya kelak.
Membayangkan akan menikah dalam waktu dekat, telah membuat Hamdan berbunga-bunga. Hatinya gembira bukan main. Ia yakin, niatnya akan terwujud dalam waktu dekat.
Memikirkan Haliza juga sudah membuatnya senang. Sosok lemah lembut dan cantik itu rasanya pas mendampingi hidupnya.
‘’ baiklah. Aku senang dengan niatmu, mas. Mudah-mudahan semuanya lancar “ jawab Haliza ketika Hamdan mengatakan niatnya untuk melamarnya.
“kamu yakin orangtuamu tidak keberatan ?”
“tidak, mereka kelihatannya cukup senang dengan mas Hamdan.”
Niat Hamdan semakin kokoh kuat. Terlebih orangtua dan kakak lelakinya juga mendukung.
“segera saja kamu melamarnya, dan lebih bagus , kalau sebelum ke Amerika, aku bisa melihatmu menikah.”
Begitulah nasihat Hamid, kakak satu-satunya Hamdan. Hamid pernah menikah. Sayang ,baru dua tahun menikah, istrinya mengalami kecelakaan. Sejak saat itu Hamid menduda tanpa anak. Belum tertarik untuk menikah lagi. Belum bertemu jodohnya. Terlebih ketika permintaan beasiswanya untuk mengambil doktor di Amerika disetujui. Hamid ingin menyelesaikan studinya dulu. Kalau di perjalanan studi bertemu perempuan yang cocok. Hamid tidak keberatan menikah.
Hamdan sepakat dengan pemikiran Hamid. Mungkin kakaknya masih terlalu cinta pada almarhum istrinya. Bagaimanapun, setahu Hamdan, istri kakaknya dulu wanita yang cantik dan baik.

SIKAP ANEH

            Sejak Hamdan memutuskan mengajak menikah, sikap Haliza justru berubah. Haliza sering menghindarinya. SMS dan teleponnya sering tak berbalas. Selalu kalau bertemu, alasannya sibuk. Padahal dulu-dulu, Haliza tidak pernah sesibuk itu.
            “Liz, kamu kan tidak bisa begini terus. Kita perlu bicara soal pernikahan kita. Lamaran dan resepsi kan harus melibatkan kita berdua.”
            “kan belum pasti dan kapan saja kamu mau, tinggal kasih tahu aku”
            “kok kapan saja aku mau. Ini urusan kita berdua.”
            “iya..iya.”
            “Liz, kamu kenapa sih ?”
            “tidak apa-apa.”
            “sikap kamu kok jadi aneh begini ?”
            “aneh bagaimana ?”
            “kamu sepertinya tidak senang dengan rencana pernikahan kita”
            “bukan begitu. Mungkin aku capek. Banyak lembur belakangan.”
            “tidak. Ini bukan karena capek. Pasti berkaitan dengan kita. Ada apa?”
            “aduh, Hamdan. Tolong dong, jangan mendramatisir. Kita baik-baik saja, kan ?”
            “mestinya sikap kamu tidak begini .”
            “lalu aku harus bagaimana ? gembira dan jingkrak-jingkrak ? atau mesti kasih tahu semua orang kalau aku mau menikah ? begitu ?!”
            “terus kenapa, kamu tidak senang dengan pembicaraan mengenai pernikahan ?”
            “aku hanya capek.”
            “baiklah. Istirahatlah dulu. Akhir pekan aku ke sini lagi.”
            Semula dengan tidak bertemu beberapa hari, Hamdan mengira urusannya dengan Haliza akan lebih mudah. Bisa jadi Haliza memang capek dan banyak pekerjaan. Anehnya, ketika ia datang di waktu berikutnya, urusan tidak terlihat lebih baik. Haliza seperti malas membicarakan tentang pernikahannya. Hamdan menjadi tak mengerti dan bertanya-tanya.
            Ketika Hamdan kembali menanyakannya, Haliza berusaha mengelak.
            “tunggulah beberapa waktu Dan, aku terlalu banyak bekerja. Maklum, ada beberapa pegawai keluar. Sebelum mendapatkan penggantinya, aku harus mengerjakan urusan mereka “
            Hamdan maklum. Padahal orangtuanya mendesak menyegerakan pernikahannya. Selain itu, Hamid juga keburu pergi ke Amerika.

TIDAK ADA JAMINAN.

Hamdan tidak tahan untuk tidak menceritakan permasalahannya yang dihadapi pada orangtuanya. Bukan hanya sikap Haliza yang tidak jelas, tapi juga keinginannya untuk menyegerakan pernikahan.
            “Dan, tidak ada yang tahu sama sekali tentang rahasia jodoh. Biarpun kamu mengira Haliza yang terbaik, belum tentu begitu menurut Allah.”
            Begitulah kata ibunya setelah mendengar cerita Hamdan. Lelaki yang selama ini patuh pada orangtuanya itu, menoleh sekilas. Menatap pada ibunya dengan pandangan sedikit heran.
            “maksud Ibu ?”
            “belum tentu Haliza yang terbaik untukmu.”
            “apa Ibu tidak suka pada Haliza ?” usik Hamdan.
            Ayahnya tertawa mendengar pertanyaan Hamdan.
            “ Ibumu pasti senang dengan Haliza. Ayah juga suka pada dia, Dan. Kita hanya berencana. ‘’
            ‘’apa yang seharusnya saya lakukan, ayah ?”
            “ tidak ada. Kamu sudah mengusahakan yang terbaik. Shalat istikharah dan minta kejelasan pada Allah. Kalau dia jodoh kamu, pasti dimudahkan jalannya.”
            “betul. Kalau tidak, pasti dijauhkan.” Timpal ibunya.
            “istikharah ? saya pikir semuanya sudah baik, Pak, Ibu. Hubungan saya dengan Haliza baik-baik saja. Dengan keluarga besarnya juga baik.”
            “istikharah tetap wajib. Mintalah dengan kebeningan hatimu. Semoga Allah memberimu jalan yang terbaik.”
            Lama Hamdan hanya tercenung sampai terdengar azan isya bersahut-sahutan. Di sekitar rumah orangtua Hamdan memang banyak masjid dan mushola. Ayahnya segera bergegas, setelah menepuk-nepuk bahu Hamdan.
            “ayo, Dan ! tidak usah melamun. Shalat Isya dan istikharah.”
            “betul, Dan. Melamun malahan nanti kesambet setan.”
            Ayah ibunya sudah berlalu. Hamdan berusaha memikirkan segala sesuatunya. Tak lama memutuskan pergi mengikuti orangtuanya.

YANG TERLIHAT.

            Setelah mendengarkan nasihat kiri kanan, Hamdan lebih banyak pasrah. Ia memperbanyak shalat istikharah. Walaupun hati kecilnya yakin jodohnya Haliza, tapi seperti ada yang mengusik hatinya. Bisa jadi yang dikatakan orangtuanya benar. Haliza baik, tapi bukan yang terbaik untuknya.
            Bermalam-malam, Hamdan menambah shalat malamnya dengan istikharah. Anehnya, selama itu ia tidak mendapatkan firasat apa-apa. Tidak ada mimpi dan semua masih berjalan seperti biasa. Sikap Haliza pun tidak berubah. Masih sama anehnya seperti beberapa waktu sebelumnya.
            “kamu perlu sabar.” Kata ibunya saat Hamdan menceritakan pengalamannya.
            “apa mungkin artinya saya dan Haliza tidak berjodoh ?”
            “ibu tidak tahu. Teruskan saja istikharah kamu, Dan.”
            Begitulah. Hamdan berusaha tekun dan sabar terus menjalankan istikharah. Ia yakin, Allah akan memilihkan yang terbaik untuknya. Dalam hati, ia sangat ingin berjodoh dengan Haliza. Tidak ada perempuan seideal Haliza untuk menjadi istrinya.
            Pagi itu, Ibu Hamdan meneriaki Hamdan. “ Dan…Dan,. Tunggu dulu !’’ seru ibunya.
            ‘’ ini, surat-surat kakakmu Hamid ketinggalan. Kamu antar saja ke kantornya. Kan searah sama kantor kamu, ‘’ kata ibunya sambil menyerahkan map besar dan transparan.
            Hamdan mengangguk dan menyanggupi. Bukan sesuatu yang berat untuk dilakukan. Saat memasuki ruang kantor Hamid, Hamdan tidak memilik perasaan apa-apa. Karena cukup familiar dengan para karyawan kakaknya. Hamdan bisa masuk dengan mudah. Sesampai di depan pintu ruangan Hamid, Hamdan baru saja hendak mengetuk pintu ketika didengarnya suara-suara yang sangat dikenalinya.
            “jangan lakukan, Haliza. Kamu tahu, Hamdan sangat mencintaimu.”
            “kamu hanya memikirkan adikmu, bagaimana dengan aku ? aku tidak bisa. Aku tidak menyangka semuanya akan seperti ini.”
            “lalu apa yang akan kamu lakukan ?”
            “aku akan meninggalkannya, Hamid. Sejak semula kamu tahu, aku hanya cinta kepadamu.”
            “ itu tidak mungkin, Haliza.”
            “tidak mungkin ketika istrimu masih hidup. Bukan sekarang.”
            “hamdan sangat mencintaimu. Aku tidak mungkin menyakitinya.”
            “itu tidak penting. Katakan, sebenarnya kamu cinta kepadaku atau tidak.”
            “ Haliza….!”
            “kenapa ? kamu takut mengakui cinta kepadaku ?”
            “tidak semudah itu, Haliza.”
            “mudah atau tidak, yang penting kita saling mencintai.”
            Hamdan kaget. Ia maju mundur untuk mengetuk pintu ruangan Hamid. Seperti  ada yang mengusik hatinya. Saat itu ditanyakanya ke dalam nuraninya.
            Kok dia tidak marah, ya ?
            Kok tidak panas hati ya ?
            Ataukah Haliza memang bukan jodohnya ?
            Beberapa kali ditanyakan dalam hati, ternyata jawabannya tetap sama. Ia tidak merasa cinta lagi kepada Haliza. Sungguh aneh. Keyakinan itu yang membuat tangannya mengetuk pintu.
            Tentu saja Hamid dan Haliza kaget. Mereka syok mengetahui kedatangan Hamdan. Padahal, pagi itu harusnya Hamdan sudah pergi ke Surabaya.
            “Hamid, Haliza. Aku sudah dengar semuanya. Jangan pikirkan aku. Sebaiknya kalian berdua menikah. Hamid, nikahi Haliza dan bawa dia ke Amerika !”seru Hamdan mantab.
            “Dan…?” seru Haliza
            “aku yakin. Ini jawaban atas istikharahku selama ini.” Jawab Hamdan pelan
            “kamu sungguh-sungguh, Dan ? “ tanya Haliza
            “sungguh”
            “maafkan aku, Dan. Aku sudah berusaha mencintaimu, tapi….”
            “tak apa. Aku mengerti”

SIAPAKAH DIA ?
           
            Keluar dari ruangan Hamid, ada dua perasaan pada saat yang bersamaan di hati Hamdan. Lega dan bingung. Lega karena tahu, Haliza bukan jodohnya. Baiknya, ternyata Haliza mendapatkan lelaki sebaik kakaknya. Sedangkan yang membuatnya bingung, siapakah jodohnya kini. Tak ada gambaran. Tak ada pikiran. Sementara, keinginannya menikah semakin kuat.
            “lho, kok malah pulang lagi, Dan ?” tanya ibunya bingung.
            ‘’sudah terjawab, bu, ‘’ kata Hamdan. Kemudian ia menceritakan apa yang baru saja terjadi.
            “aaah.., mungkin takdirnya begitu, Dan. Kamu sabar ya ! pasti Allah akan memberikan yang terbaik.”
            Hamdan hanya bisa patuh. Sampai pernikahan Hamid dan Haliza digelar. Hamdan belum juga menemukan jodohnya. Bahkan ketika sepasang suami istri dan pengantin baru itu berangkat ke Amerika, ia belum juga menemukannya.
            “aku doakan kamu segera bertemu jodoh, Dan.”
            “terima kasih, Hamid. Jaga Haliza baik-baik.” Jawab Hamdan pelan dengan senyum.
            “pasti ada perempuan yang terbaik yang disiapkan Allah untukmu, Dan. “ kata Haliza.
            Sungguh, Hamdan tak pernah tahu ke mana perasaan cintanya selama ini kepada Haliza. Sepertinya, sejak istikharah, perasaan cintanya langsung dihilangkan dari sosok Haliza. Ia bahkan orang yang paling semangat mempersiapkan acara pernikahan kakaknya. Sungguh, tak ada perasaan cemburu apalagi kehilangan. Hamdan tak pernah bisa mengerti semuanya. Secara logika, jelas tidak masuk akal.

TAMU TAK DIUNDANG.
            “Permisi…!”
            Hamdan bangkit dari kursinya mendengar suara itu. Apa tidak melihat ada bel, ya ? pikirnya.
            “cari siapa, mbak ?” tanya Hamdan ketika melihat seorang gadis cantik berdiri di depan pintu rumahnya. Entah kenapa, seperti ada yang menarik hatinya.
            “maaf, mas. Apa ini rumah mas Hamid, ya ?”
            “betul”
            “OOO…, syukurlah. Maaf, saya datang telat ke pernikahannya. Apa mas Hamid ada ?” tanyanya.
            “masuk dulu, yuk!” ajak Hamdan yang merasa tidak enak berbicara dengan tamu di depan pintu.
            Baru setelah di dalam, perempuan yang bernama Chelsea itu menjelaskan semuanya. Dia mantan sahabat istri kakaknya. Sudah lama mereka tidak bertemu karena Chelsea meneruskan kuliahnya di Perancis.
            “duuuhh, menyesal saya tahunya telat. Saya sibuk dengan disertasi.” Katanya pelan. Ia menarik napas perlahan.
            “mau bagaimana lagi, yang penting saya sudah berniat datang. Mudah-mudahan mereka berbahagia.”
            “ya. Apa Chelsea sudah menikah ?”
            “Oooo belum, calon saja belum ada.” Katanya sambil tersenyum. Memperlihatkan lesung pipitnya yang indah.
            “belum ada calon ? apa tidak keberatan kenalan dengan saya? Kalau cocok kita bisa menikah.”
            “Hamdan, jangan bercanda ! kita baru saja bertemu.”
            ‘’tidak ada salahnya, kan ? ‘’
            ‘’baiklah. Beri saya waktu untuk berpikir dan bermusyawarah dengan keluarga. ‘’
            “pasti”
            Bisa ditebak. Sosok tamu tak diundang itu kini telah menjadi istri Hamdan. Membangun rumah tangga yang bahagia. Hamdan tak pernah bisa mengerti bagaimana bagusnya perjalanan jodoh. Sampai ia bertemu dan berjodoh dengan orang yang baru sama sekali. Tidak dikenali, tapi sungguh langsung berjodoh.

JODOH CINTA CORNER

1. NIAT
            Sesiap apapun kita untuk urusan menikah, tapi kalau tidak ada niat ya tidak akan terjadi pernikahan. Kalau pun belum punya calon istri atau suami, niat tetaplah yang utama. Dengan niat yang sungguh-sungguh, jalan untuk menemukan jodoh akan terbuka. Segala sesuatunya didasari dari niat kita apa sebenarnya.
            Memiliki pacar, belum jaminan kalau dia pasti akan jadi jodoh kita. Jadi, punya atau tidak punya pacar, jangan takut berniat menikah. Pasti jalannya akan dimudahkan.

2. LIBATKAN KELUARGA
            Menikah bukan hanya urusan kita dan pasangan. Ada keluarga besar yang akan terlibat dalam hubungan kita. Ada baiknya, sebelum memulai pembicaraan serius tentang pernikahan, libatkan orangtua dan keluarga. Paling tidak, minta pendapat mereka.
            Dengan keterbukaan akan melancarkan rencana kita. Kalaupun ada tidak jadinya atau melesetnya, kita juga lebih siap. Karena menghadapi sesuatu yang buruk, terasa lebih ringan dengan bantuan keluarga besar.

3. SEKALI LAGI, ISTIKHARAH.
            Istikharah bagi yang ingin menikah hukumnya wajib pangkat dua. Harus dilakukan. Nonsense sekali kalau kita dengan pede menganggap pacar yang kita kenali sekian tahun adalah jodoh kita. Tidak pernah ada yang tahu siapa jodoh kita. Tak ada yang bisa menebak. Bahkan, pacar pun bisa jadi bukanlah jodoh kita.
            Jadi, lakukanlah istikharah. Makin sering makin baik. Bisa jadi petunjuk tidak selalu berupa mimpi atau firasat. Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Bulatkan hati dengan niat. Lakukan ikhtiar maksimal dengan segala kemampuan kita. Kemudian pasrahkan diri dengan tawakal kepada Allah. Meminta yang terbaik. Pasti, jalannya Insya Allah akan dimudahkan.

4. MENATA DIRI
            Betapapun ikhlasnya kita pada sesuatu yang kemudian jadi milik orang, pasti ada sedikit rasa tidak terima atau rasa tidak enak lainnya. Kalau seperti itu situasinya, kita mesti menata diri dan hati. Menyadari sepenuhnya takdir Allah pasti berlaku.
            Bagaimanapun kita menginginkan seseorang jadi jodoh kita, kalau jalan takdir tak menggariskan, tak akan ada kesempatan. Sebaliknya, seberapapun kita berjauhan, tidak saling mengenal, baru bertemu sekali, kalau berjodoh ya berjodoh saja. Pasti ada jalan untuk mempertemukan dan membuat mereka menikah.
            Kalau urusan jodoh, lebih baik menata diri lahir batin, mental dan segala aspek-aspek kepribadian kita. Jadi, ketika jodoh menghampiri kita, semuanya telah siap.

5. GUNAKAN KESEMPATAN
            Banyak yang mengalami seperti saya. Baru pertama kali bertemu dengan seseorang, tidak mengenalinya secara dalam, tapi feeling kita mengatakan dialah jodoh kita. Well, daripada menunda kesempatan yang belum tentu hadir kedua kalinya, manfaatkan. Gunakan kesempatan baik-baik. Sampaikan niat tersebut. Kalau perlu ya dilamar sekalian.
            Bisa jadi kesannya sangat ekstrem. Apalagi yang bisa kita lakukan selain menggunakan kesempatan ? kita tidak ada yang tahu kapan kesempatan itu muncul lagi. Paling-paling, kemungkinan terburuk ya ditolak. (ya sudahlah – Bondan Prakoso feat 2 black…hehhehehehee :D )
            Kalaupun ditolak, sebagai orang yang dewasa dan baik, pastilah cerita kita melamar ditolak tak akan digemar-gemborkan sana-sini. Kemungkinan terbaiknya ya diterima, lamaran, menikah….Subhanallah…
            Mudah, kan ?
            Jadi, jangan takut menggunakan kesempatan yang sering kali hadir. Tidak ada jaminan akan datang kedua kalinya. Sangat jarang terjadi….

Sumber : buku Jodoh cinta Update, kisah inspiratif dan menggugah tentang menemukan jodoh cinta.

10 Penyakit Mental Manusia

Selain penyakit fisik ternyata manusia juga penyakit yang lain dari segi mental manusia itu sendiri. Dan ternyata ada banyak penyakit mental yang dimiliki manusia. Berikut adalah penyakit-penyakit mental manusia, diantaranya :

1. MENYALAHKAN ORANG LAIN
Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah : Siapa nih yang nyantet ? Selalu “siapa” Bukan “apa” penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu “apa” sebabnya, bukan “siapa”. Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas.

Kekanak-kanakan. Kenapa ? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh,” Adik tuh yang salah”, atau ” mbak tuh yang salah”. Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.

2. MENYALAHKAN DIRI SENDIRI
Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan MENGAKUI KESALAHAN. Anda pernah mengalaminya ? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. “Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat dsb, Lha saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh”. Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa mencapai “improper guilty feeling”.

Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang “Saya kok yang memang salah, tidak mampu dsb”. Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa in feri or, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.

3. TIDAK PUNYA GOAL / CITA-CITA
Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini : Ada anjing jago lari yang sombong. Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang:

“Nah tuh ada kelinci, kejar aja”. Dia kejar itu kelinci, wesss…., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain.

“Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang”.

“Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih”.

Kalau “GOAL” kita hanya untuk “FUN”, isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.

4. MEMPUNYAI “GOAL”, TAPI NGAWUR MENCAPAINYA
Biasanya dialami oleh orang yang tidak “teachable”. Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena
pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya : Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan.

5. MENGAMBIL JALAN PINTAS, SHORT CUT
Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, real success, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smesh 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada ! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin !. Karena hal itu melawan kodrat.

6. MENGAMBIL JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI
Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?

7. MENGABAIKAN HAL-HAL YANG KECIL
Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

8. TERLALU CEPAT MENYERAH
Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.

9. BAYANG BAYANG MASA LALU
Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa ? Kita selalu penuh memori kan ? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi
kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. “Waktu” itu maju kan ?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik ?? Nggak ada kan ?

Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.

10. MENGHIPNOTIS DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU
Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi.Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan: “Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar”. Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.

Sudah saatnya kita memperbaiki kehidupan kita. Kesempatan terbuka lebar untuk siapa saja yang ingin maju.

Action may not always bring success, but there is no success without action.

“Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan keberhasilan/ sukses, tetapi… Tidak ada keberhasilan dan sukses TANPA usaha dan tindakan.”

(Greg Phillips- Benjamin Disraeli)

http://www.kostpink.com/2010/03/10-penyakit-mental-manusia.html