Kamis, 29 Februari 2024

Rekreasi Razka

Hari ini, alhamdulillah berkesempatan menemani anak lanang bersenang-senang dengan teman satu kelompok bermainnya. Sejak bulan lalu saat seragam untuk hari ini dibagikan, razka sudah sangat bersemangat. Setiap hari menyanyikan lagu “naik bus” yang nadanya dia karang sendiri. Isi lagunya pun cuma “naik bus, baik bus, adek mau naik bus”. Terakhir dia naik bus ya saat ada rekreasi bersama kelompok bermainnya tahun lalu. Kala itu, ia yang masuk di tengah semester malu-malu dan belum akrab dengan siapapun. Namun, moment naik bus nya selalu ia sukai. Baginya seru sekali naik mobil dengan ukuran besar, beramai-ramai, dan sambil bersenda gurau sepanjang perjalanan.

Hari ini pun tiba. Hari istimewa dimana razka dan teman-teman meninggalkan sekolah dengan sukacita. Tujuan pertama, museum dirgantara. Ia mengagumi banyak hal. Ingin menaiki semua pesawat yang boleh dinaiki. Mendekati dan ingin memegang badan pesawat kecil yang tergapai tangannya. Hatinya penuh, terlihat dari senyum malu-malunya. Razka bukan tipe anak yang terang benderang mengakui perasaannya, namun ia hanya akan tersenyum malu saat kenyataan sesuai ekspektasinya.

Untungnya, rekreasi kali ini razka sudah punya sahabat. Ezza namanya. Mereka terlalu akrab sampai-sampai apapun yang ezza lakukan, diikuti razka. Kemanapun razka berjalan, ezza mengikuti dibelakang. Hari ini kedua anak ini tak terpisahkan. Meneruskan kebiasaan mereka disekolah, selalu bersama. Keduanya terlihat bersuka cita bersama. Memang, saat kita bertemu teman yang nyaman, situasi baik berubah menjadi luar biasa. 

Berada di museum tentu menyenangkan, namun ini tetaplah bukan tempat bermain. Anak-anak usia 2-5 tahun ini masih terlalu kecil untuk paham esensi, namun setidaknya kegiatan ini mampu menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan akan kekayaan dirgantara Indonesia. 

Setelah puas bekeliling, kami melanjutkan perjalanan hari ini dengan bermain. Alhamdulillah tinggal di kota yang punya banyak lokasi rekreasi. Jogja punya pantai, gunung, kraton, museum, aneka hiburan, dan lain sebagainya. Setelah puas berkenalan dengan dunia dirgantara, kami mengajak anak-anak bermain di kids fun. Aneka wahana rasanya ingin dicoba. Anak-anak bersemangat walau tidak semua wahana boleh mereka naiki. Melihat gemerlap warna, aneka permainan yang menarik, mata mereka menyiratkan rasa penasaran yang tinggi.

Kami mencoba hampir semua wahana yang boleh dinaiki anak 4 tahun. Menyenangkan sekali berkeliling, namun akhirnya razka lelah juga dan minta di gendong setelah selesai memainkan wahana yang menarik baginya.

Namun, rasa lelah itu sirna saat melihat playground menjelang pintu keluar. Razka turun dari gendongan dan mulai menjelajah area bermain dalam ruangan tersebut. Semangatnya kembali menyala, kekuatannya entah muncul dari mana. Sekitar 20 menit kemudian baru kami pergi meninggalkan area bermain itu. Bukan karena ia bosan, namun karena cuaca yang kian gelap menjelang hujan. Keputusan tepat untuk segera kembali ke bus. Tepat setelah kami duduk didalam bus, diluar hujan turun dengan lebatnya.

Alhamdulillah perjalanan kami berjalan lancar hingga kini kembali ke rumah. Kami membawa banyak kenangan indah. Kelak, jika razka lupa tentang hari ini, aku akan kembali membuka galeri dan memamerkan hasil jepretan yang tidak seberapa, sekedar untuk mengingatkan dia. Hari ini kami bergembira bersama.

Rabu, 28 Februari 2024

Lelah Batin

Tadi setelah mengikuti pengajian triwulan rencananya mau bikin rangkuman, malah scroll instagram berujung nonton reels  dari dosen filsafat sepertinya. Aku lupa nama akunnya tapi masih ingat beberapa poin yang disampaikan. Rasanya kok “aku banget”. Pembahasan tentang kelelahan secara batin. Ciri-cirinya persis seperti yang aku alami. Tidak punya motivasi, kelelahan secara fisik (padahal gak ngapa-ngapain), sulit konsentrasi, sulit tidur, mudah terpancing emosi dan sederet ciri lain yang aku rasakan belakangan ini.

Penyebabnya apa ya? Katanya sih bisa karena stress berlebihan. Kalo aku kayaknya karena overthinking deeh, stress yang dibuat sendiri. Kebanyakan rasa lelah ini berasal dari pikiran. Hidupku pada dasarnya cukup. Allah terlalu mencintaiku dan semua doaku dijawab sesuai harapan. Tapi rasa lelah itu tetap ada. Kenapa? Sepertinya menjadi ibu rumah tangga membuatku merasakan isolasi sosial. Apakah suamiku melarang bergaul? Tidak. Tapi aku sendiri yang terlalu nyaman di rumah dan tidak ingin meninggalkan kenyamananku. Bergaul baik untuk kesehatan mental sepertinya. Berbincang dengan orang lain, berbagi keluh, tertawa bersama, stress release yang baik sepertinya. Tapi aku terlalu pemalas, ini penyakit utamaku sepertinya. Rasa malas ini juga yang membuat hidupku tidak seimbang. Jarang gerak, makan tidak teratur, terlalu lama bersama gawai. Astaghfirulla… 

Penyakit yang memang disebabkan gaya hidup tidak sehatku sendiri.  Katanya hidup yang terlalu nyaman pada akhirnya akan membuat kita tidak nyaman. Betul sekali. Hidupku yang terlalu mudah membuatku menjadi pemalas level dewa. Tidak adanya motivasi dan dorongan dari sekitar yang memaksaku berubah membuatku semakin menikmati kemalasan. Siapa yang salah? Aku lah. Motivasi terbesar haruslah berasal dari dalam. Aku harus kuat melawan kemalasanku sendiri.

Secara teori sih katanya cara mengatasi kelelahan batin ini adalah dengan mengistirahatkan tubuh dan pikiran, berkonsentrasi (sholat yang khusyuk), menentukan prioritas, berolahraga, mengatur asupan makanan yang masuk dan sederet kebiasaan positif lainnya. Terus kenapa ga dikerjain dina kalo udah tau caranya? Lingkungan itu penting banget ya. Punya suami yang selalu menerima apa adanya membuatku tidak tertantang untuk menjadi lebih baik. Tapi apa mungkin dia yang salah? Tetap salahku sih. Dengan semua fasilitas ini, seharusnya aku mampu memotivasi diriku untuk menikmati hidup. Menikmati dengan maksimal. Bukan cuma glundang glundung dikasur empuk sepanjang hari.

Aku ga yakin sih aku akan mudah berubah walau sudah tahu faktanya. Tapi satu yang pasti, hidupku akan selalu diliputi kelelahan batin jika aku tidak mengubah kebiasaan. So… dina mau berkubang dalam lelah atau berjuang naik dan berdaya?

Selasa, 27 Februari 2024

Entrepreneur Day

Hari ini, kelas abeille kebagian giliran jualan di kegiatan entrepeneur day. Bagian jualan ini selalu bagi momok buatku. Aku selalu merasa tidak memiliki keahlian apapun yang menjual. Masak ga bisa, kreativitas minim, ide bisnis nol besar, marketing apalagi. Setiap berjualan ada fase laku dan tidak tapi untungnya selama 1 semester biasanya hanya 2 kali dia kebagian jualan, tidak terlalu sering, bingung juga cari ide jualan saat bundanya tidak ada ketertarikan sama sekali dengan dunia entrepreneur.

Aku terlalu bingung barang apa yang sedang disukai anak-anak saat ini. Tidak mengerti juga sebaiknya dipasang harga berapa yang sesuai untuk suatu harga. Tugas anak sebenarnya untuk memutuskan agar muncul jiwa kewirausahaannya, namun abeille yang masih kelas 1 SD ini sepertinya belum punya pikiran berwirausaha. Bahkan hanya untuk menawarkan dagangan yang sudah disiapkan, dia masih malu-malu. Gak papa sih, semua butuh proses.

Kali ini, aku memutuskan berjualan puding. Tentu dengan kemampuan masakku yang dibawah rata-rata, tidak mungkin aku ahli meracik bahan. Nutrijel instan jadi andalan. Beli nutrijel puding cokelat beserta vla vanilanya, ditambah puding mangga supaya ada variasi jenis. Jelas tidak butuh keahlian apapun membuat puding instan, tinggal masukkan racikan ditambah air. Puding jadi dan siap didinginkan.

Naahh bagian tersulit dari jualan menurutku adalah penentuan harga. Aku selalu, selalu, dan selalu bingung dibagian ini. Jiwa sosialku rasanya lebih tinggi daripada jiwa usaha. Aku merasa “jahat” jika mengambil untung terlalu besar. Setelah ku hitung harga bahan yang dibutuhkan, aku sadar modalku sekitar seribu per cup. Menjual seharga dua ribu rupiah membuatku merasa menjual terlalu mahal, itu 100% dari modal. Menjual seharga 1,500 akan sangat merepotkan karena aku tidak punya kembalian 500-an jika ada pembeli. Akhirnya kuputuskan untuk jual diharga modal. Seribu rupiah.

Aku sadar, secara umum harga puding di kios2 pinggir jalan itu sekarang rata-rata dua ribu. Dari pembuatnya dihargai seribu lima ratus, pemilik tempat ambil untung lima ratus per item. Aku merasa tidak tega menjual harga segitu, toh ini untuk anak-anak. Mereka main ke rumah pun pasti puding itu aku sajikan gratis, tidak minta bayaran. Jadi, jika harus menjual kepada mereka rasa-rasanya aku tidak tega ambil untung.

Mungkin perasaan ini juga yang membuatku tidak tertarik berdagang dengan orang yang aku kenal. Jika harus menjual barang misalnya, aku lebih nyaman memasarkan secara daring. Bertransaksi dengan orang yang tidak aku kenal. Aku selalu merasa bersalah jika ambil untung dari mereka yang ku kenal. Entah perasaan macam apa ini, namun ini juga yang membuatku mengurungkan niat menjadi ibu pengusaha. Dah lah, aku menyerah sebelum terjun ke dunia bisnis. Tidak mampu aku menghargai jasaku, aku terlalu khawatir produkku tidak diminati sehingga aku rela menjual dengan harga modal saja hahaha…

Agak aneh memang, tapi yaa sudahlah toh memang sesuai harapan. Pudingku terjual habis. Aku tidak menderita kerugian apapun, misson accomplished.

Sabtu, 24 Februari 2024

Belajar Bahasa Baru

Hari ini membersamai abeille bermain dan bersenang-senang di SMP-SMA Kesatuan Bangsa yang emang lokasinya di dekat rumah. Kebetulan lagi ada kegiatan KBSmart, kegiatan pengenalan bahasa inggris dengan menyenangkan dan sekaligus menumbuhkan ketertarikan anak-anak terhadap bahasa asing.

Sembari abeille bermain dengan anak seusianya, para ibu yang menemani diajak untuk mengikuti seminar parenting. Dalam seminar yang diadakan dalam 3 sesi ini, sesi pertama yang paling membuatku terpana. Sesi yang diisi pembicara native english sehingga disediakan penerjemah untuk memudahkan para orang tua memahami maksud kalimat. Namun, sesi ini pula yang membuatku sedikit lebih relax dan lebih legowo untuk pecaya dengan kemampuan abeille dalam belajar bahasa.

Beberapa bulan ini aku sedikit terganggu karena abeille belum bisa membaca soal dalam bahasa inggris, sementara ada 4 pelajaran yang menggunakan english sebagai bahasa pengantar. MathScience, English, dan CSES (Civic, Social and Ethics Studies). Bagaimana ia bisa menjawab soal jika membaca soal saja dia tidak mampu. Saya agak stres juga.

Pembicara kali ini merupakan seorang ibu bekerja dengan tiga anak yang besar di negara berbeda. Anaknya mampu menguasai beberapa bahasa karena ia membebaskan anaknya begaul dalam lingkungan yang beragam. Sebagai orang yang berasal dari inggris, ia tentu fasih dan menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa ibu. Pekerjaan membuatnya melanglang buana. Ia pernah bekerja di Prancis, negara Arab, dan sekarang di Indonesia. Ketiga anaknya tumbuh dan berinteraksi dengan warga setempat untuk mempelajari bahasa lokal.

Aku jadi merasa, keputusanku sangat tepat membesarkan abeille disini. Tujuanku ingin ia bergabung di lingkungan masyarakat jawa, mengenal budayanya dan mampu menggunakan bahasanya. Tidak fasih untuk saat ini namun sedikit-sedikit ia terbiasa mendengar dialog bahasa jawa dari lingkungan. Bahasa inggris? Makanya aku masukkan ke SD-nya saat ini. sekolahnya menggunakan kurikulum cambridge untuk 3 pelajaran tadi. Dia memang kesusahan sekarang tapi bismillah aku percaya pada kemampuannya. Ala bisa karena biasa. Perlahan, kemampuan berbahasanya meningkat. Toh belajar dari pengalaman pembicara tadi, anaknya pada akhirnya mampu berkomunikasi dengan lingkungannya setelah beberapa bulan. Jika aku membuatkan abeille terpapar bahasa yang perlu ia kuasai, berada di lingkungan yang tepat, aku yakin, dia mampu.

Bunda percaya kakak abeille bisa. Semangat yaa nak, bunda akan sellau jadi fasilitator yang membantumu bertumbuh.

Jumat, 23 Februari 2024

Genius Hour Abeille

Hari ini, kali ke-2 abil presentasi untuk genius hour. Pertama kali dia presentasi, semester 1 kemarin. Belum punya ide untuk melakukan eksperimen, kali itu ia memilih untuk presentasi tentang siklus hidup kura-kura. Sebelumnya aku selalu mengasosiasikan kura-kura itu yaa turtle sampai akhirnya aku googling dan menemukan padanan kata yang lebih tepat untuk kura-kura itu tortoise. Turtle lebih tepat jika dipadankan dengan penyu. Ini berkaitan dengan siklus hidup keduanya yang ternyata sedikit berbeda. Anaknya yang presentasi, ibunya pun kecipratan ilmu.

Kali ini, ia yang sebelumnya berpikir untuk membahas tentang kucing, beralih ingin melakukan eksperimen sederhana yang menyenangkan. Setelah sedikit mencari bahan eksperimen mudah dan menyenangkan (dan tentunya belum pernah dipresentasikan teman-temannya) pilihan jatuh ke eksperimen kantong plastik yang diisi air, ternyata tidak akan bocor airnya meski ditusuk plastiknya dengan benda tajam. Asal tusukannya ga dicabut yaa. Lubangnya akan tetap ada, tapi selama penusuknya tidak dikeluarkan, airnya tetap tertahan didalam plastik.

Aku kembali teringat dengan kejadian di film-film. Saat aktor tertusuk pisau, tidak langsung dicabut, melainkan dibiarkan disana sampai kondisi aman (ada tenaga medis yang siap sedia). Kalo dalam eksperimen kantong plastik tadi sih karena bahan plastik yang berasal dari molekul kimia panjang, polietilen yang memang akan membuat plastik menjadi lentur namun kokoh dan sulit dihancurkan. Ini juga yang bikin sampah plastik jadi masalah banget dimuka bumi, susah banget ancurnya.

Eh balik lagi ke soal luka terkena benda tajam. Itu prosesnya bagaimana ya? Kulit kita jelas bukan berasal dari bahan sintesis tapi Allah sangat sempurna menciptakan manusia sehingga kulit yang tipis ini, mampu melindungi tubuh dari “kebocoran” darah.

By the way, tadi itu kali pertama aku melihat abil presentasi. Karena saat genius hour semester lalu, aku mempercayakan kepada gurunya dikelas untuk mendampingi. Kali ini, ia melakukan eksperimen. Sederhana memang, namun karena ini melibatkan air, tusuk sate dan beberapa plastik. Aku merasa perlu memantau agar sampah yang dihasilkan tidak mengganggu atau membuat kelas berantakan.

Aahh aku ibu yang terlalu bangga dengan anak sendiri. Aku memandang gadis kecilku dengan kagum. Ternyata, dia bisa. Walau katanya “kakak deg-degan, bunda” tapi dia mampu mengontrol rasa takutnya dan menjawab setiap pertanyaan temannya dengan lancar. Good Job, little girl. Kedepan bunda yakin, kamu akan bertumbuh jauh lebih baik dari hari ini. Anak manis bunda, bertumbuh dengan baik. Alhamdulillah…

Selasa, 06 Februari 2024

Melatih Konsistensi

Katanya, butuh 21 hari untuk mengubah kebiasaan dan membentuk kebiasaan baru. Konsistensi yang dilakukan selama 21 hari akan berlanjut terus menerus dan menjadi biasa. Nyatanya? Teori yang dikemukakan Maxwell Maltz dalam buku berjudul Psycho-Cybernetics pada 1960 ini sudah usang. Penelitan terkini yang dilakukan beberapa peneliti menemukan bahwa butuh waktu yang lebih panjang untuj membentuk kebiasaan. Hal ini pun dipengaruhi oleh banyak hal, sangat berbeda pada masing-masing orang, tergantung  pada prilakunya, motivasi, daya juang dan lain sebagainya.

Awal tahun ini aku memutuskan untuk konsisten menuangkan pikiranku dalam bentuk tulisan. Kepalaku seringkali terasa penuh karena aku terlalu malas mengurai isi kepala dalam bentuk tulisan. Semua berputar dan semakin semrawut membuatku semakin malas mengurai semuanya. Emosi yang tidak stabil hasilnya karena kepala terlalu penuh tapi tubuh terlalu malas. Bahkan memerintah diri sendiri pun aku tak mampu. Aku terlalu dimanjakan dan diperbudak kemalasan. Bergabung di Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) membuatku belajar untuk mengingat kembali satu persatu isi kepala. Semoga dengan ini isi kepalaku tidak terlalu kusut.

Januari, bulan pertama aku mencoba konsisten bercerita, aku mampu menulis 10 hari dari 31 hari, tentu bukan awal yang membanggakan. Masih jauh dari kata rutin, namun setidaknya aku belajar mengurai isi kepala. Februari ini, aku tidak tahu apakah mampu menulis lebih banyak tapi aku berusaha konsisten menulis. Ternyata ini lumayan bisa menjadi terapi, walau entah kapan aku bisa benar-benar konsisten menulis setiap hari namun aku berusaha melawan rasa malasku.

Resolusi 2024 yaa biar bisa lebih mindfull menjalani hidup. Aku ingin merayakan setiap hari dengan menulis semua kegelisahan, mensyukuri semua berkah, dan berjuang untuk melawan kemalasan dalam diri. Aku tidak ingin memprediksi bagaimana diri diakhir tahun nanti, terlalu jauh sepertinya. Aku hanya berfokus untuk mencatat perjalanan hari demi hari. Hal-hal kecil yang mungkin akan aku lupakan, namun setelah dibaca ulang, aku akan paham pergolakan yang aku rasakan sat menulis itu.

Konsistensi itu sulit (bagiku), itulah mengapa aku tidak bisa melakukannya sendiri. Aku butuh bantuan dan KLIP hadir. Tidak ada paksaan untuk selalu menulis setiap hari. Namun aku merasa punya teman yang sama-sama belajar mengabadikan memori dalam bentuk tulisan. Perasaan “Aku tidak sendiri” membuatku sangat nyaman dan lebih bersemangat untuk mengurai isi kepala. Terima kasih KLIP.

Minggu, 04 Februari 2024

Melepaskan Emosi

Aku termasuk sumbu pendek. Emosiku gampang sekali tersulut oleh hal-hal kecil. Saat sedang serius dengan sesuatu, gangguan kecil pun akan ku respon dengan emosi meledak-ledak. Serem deh kl ngaca liat muka sendiri lagi ngomel.

Tergantung lingkungan sebenarnya. Aku cenderung mampu menahan emosi saat berada di lingkungan yabg aku tidak nyaman. Di tempat-tempat baru, aku cenderung cuek dengan apapun tingkah orang lain, emosiku sulit disulut. Tapi, beda halnya dengan di dalam rumah. Aku bisa emosi sekali saat orang terdekatku bertindak secara tidak sopan menurutku. Hal yang biasanya aku cuek saja jika dilakukan orang lain.

Berulang kali membaca dan mencari referensi soal menahan emosi, ntah nonton ceramah, baca buku, bahkan curhat ke psikolog juga buat mengendalikan emosi yg sewaktu-waktu meledak ini. Setidaknya sekarang aku sedikit paham, emosi itu dilepaskan, bukan di pendam saja.

Naahh yang harus dipelajari adalah cara melepaskan emosi dengan elegan tanpa menyakit siapapun, termasuk diri sendiri. Emosi yang selalu ditahan justru hanya akan berubah menjadi gunung api yang sewaktu-waktu bisa meledak, bahkan jika hanya disulut oleh hal sepele. Emosi yang mampu dilepaskan dengan cara yang benar akan membuat kita lebih tenang.

Secara teori membaca istighfar juga termasuk cara untuk release emosi. Namun terkadang, tidak semua orang ingat untuk melakukannya. Saat emosi memuncak, aliran kata mengalir dengan deras hingga terkadang lupa, kata setajam pisau itu mampu melukai pendengarnya. Bukannya menyelesaikan masalah, marah-marah justru menambah konflik baru.

Penting sekali sebenarnya membiasakan membaca istighfar. Memohon ampun kepada-Nya atas segala khilaf hingga lidah menjadi lentur dan terbiasa mengucap astaghfirullahaladzim. Saat emosi, kita cenderung lupa semua teori, kita terbiasa mengucap kata yang terbiasa kita ucap dan terekam dibawah sadar. Membiasakan membaca istighfar dalam kondisi apapun, membuat kita tanpa sadar langsung beristighfar saat dihadapkan dengan situasi yang membangkitkan emosi.

Masih banyak ilmu yang belum aku kuasai. Pun ada ilmu yang aku paham, tak semua mampu aku aplikasikan. Sungguh hidup ini selalu penuh pelajaran dan ujian. Berhenti belajar sama saja sengaja tidak ingin hidup.

Sabtu, 03 Februari 2024

Film Agak Laen

Yaa ampun, ga pernah nyangka aku bakal sesuka ini ngikutin obrolan abang-abang yang ga ku kenal. Mengikuti podcast dan youtube mereka sejak awal grup ini terbentuk, membuatku merasa menjadi bagian dari pertumbuhan mereka. IKut berbahagia atas pencapaian mereka dan sekarang saat mereka akhirnya merambah dunia film, aku tidak ingin ketinggalan. Harus menjadi bagian dari jutaan penontonnya.

Hari ini, hari ketiga pemutaran film agak laen. Mungkin sekitar 500 ribu orang yang telah menyaksikan film ini namun aku yakin film ini akan ditonton jutaan pasang mata. Perasaan hangat masih aku rasakan hingga kini, berjam-jam setelah menyaksikan aksi mereka di layar lebar. Film ini menghadirkan banyak tawa dengan beberapa sentuhan horor yang benar-benar seram dan sentuhan drama yang sangat menentuh.

Aku bukan kritikus film, pun ulasan singkat ini akan sangat bias karena sebelum menonton aku sudah menyukai grup ini dengan segala komedinya. Apapun yang mereka tampilkan, sejelek apapun, sepertinya aku akan tetap menyukainya. Namun berbeda dengan suamiku. Dia bukan pecinta stand up comedy. Dia tidak mengikuti perkembangan personil agak laen ini, dia mau ikut menonton hanya karena aku saja, bukan karena menyukai grup ini sejak awal. Beberapa kali aku menyaksikan suamiku tertawa spontan, yang aku pun kaget karenanya. Dia menikmati komedinya namun diakhir dia bilang “biasa aja”. Haahh emang yaaa. Selera film suamiku semacam film action, ini kali pertama kami nonton film komedi bersama di bioskop. Yaa agak laen sepertinya masih biasa saja dimatanya, tapi seenggaknya kami sudah menyumbang 4 tiket hari ini hahaha…

Iya, ga salah. Kami menonton berempat. Aku tahu, film ini 13+ tapi aku tidak bisa meninggalkan anak-anak. Aku biasanya cukup bersabar dan menunggu film yang aku suka tayang di OTT beberapa bulan setelah selesai di bioskop, tapi kali ini aku tidak bisa menahan FOMO. Agak laen ini pengecualian. Aku menajdi sangat egois dan merasa untuk kali ini saja, aku dan keinginanku menjadi no 1 (Biasanya nonton bioskop itu anime/ kids friendly).

Sedikit bercerita soal film ini. Aku sudah mengikuti perkembangan film ini sejak awal. Sedari mereka “menodong” produser untuk memproduksi film mereka. Menonton/mendengarkan semua media yang sedang mempromosikan film ini. membaca ulasan dari mereka yang sudah menyaksikan di premier dan tentu saja keinginan makin tak terbendung setelah film ini akhirnya dibuka untuk umum.

Premis film ini menarik sedari awal. Empat sekawan yang mengelola rumah hantu di pasar malam. Mereka berjuang agar rumah hantu ini bisa profit ditengah himpitan ekonomi dan kebutuhan hidup mereka. Menggadaikan sertifikat rumah pun dilakukan demi melakukan renovasi, rumah hantu ini menjadi sangat seram dan viral. Kok bisa viral?

Terkadang hidup itu memang lucu. Kelucuan yang terjadi di film ini bertaburan dimana-mana, namun dimulai dari satu insiden. Memang jujur itu selalu opsi terbaik namun terkadang kita terlalu takut dengan konsekuensi hingga akhirnya melakukan hal-hal bodoh untuk menutupi kenyataan. Kelakuan empat sekawan ini dibanyak aspek memberikan banyak titik tawa tapi dibalik itu, mereka sosok yang berjuang demi harapan yang mereka idamkan. Pada akhirnya, menebus kesalahan selalu menjadi opsi terbaik daripada menutupinya dengan banyak kebohongan lain.

Terima kasih agak laen. Semoga selalu bisa menghadirkan tawa. Aku berharap grup ini selalu bersama. Secara usia, aku merasa seangkatan dengan grup ini sehingga apapun yang mereka bawakan terasa relate dan dekat sekali. Aku akan menanti film agak laen edisi lainnya, semoga lebih seru dan terus menghadirkan tawa.

Jumat, 02 Februari 2024

Rumah Baru

Tadi pagi aku menghadiri undangan salah satu teman yang baru saja pindah rumah. Syukuran kecil yang diawali dengan khataman Al-Qur’an dan diakhir dengan doa bersama. Alhamdulillah ikut bahagia melihat teman yang sudah memiliki hunian yang nyaman dan insya Allah penuh berkah di dalamnya.

Moment ini juga mengingatkanku sekitar 2 tahun lalu juga merasakan hal yang sama. Untuk pertama kalinya setelah 6,5 tahun menikah akhirnya kami memutuskan untuk tinggal di Rumah sendiri. Kala itu syukuran yang kami lakukan mengundang bapak-bapak tetangga sekitar untuk membacakan doa bersama dan karena masih dalam suasana covid (akhir 2021) jadi tidak mengundang banyak orang.

Aku mulai berpikir, apakah perlu khatam Al-Qur’an sebelum menempati rumah baru? Sebenarnya apa saja yang sebaiknya dilakukan saat menghuni rumah baru? Aku mulai mencari lebih jauh dan setelah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, aku mulai sedikit tercerahkan.

Pada dasarnya sebaik-baiknya rumah adalah rumah yang didalamnya diisi dengan ibadah dan banyak membaca Al-Qur’an. Adab saat menempati rumah baru sama seperti halnya adap kita saat masuk ke suatu rumah/tempat. Ucapkan salam terlebih dahulu. Dalam surat An-Nur:31, Allah berfirman:

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً 

"Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya) yang berarti memberi salam kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik."

Sebelum menempati rumah baru, tidak ada salahnya melakukan syukuran selama tidak diisi dengan ritual-ritual yang tidak sesuai syariat, toh syukuran dapat menjadi ajang perkenalan dengan para tetangga. Syukuran ini juga dimaksudkan sebagai tanda syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan, namun bukan suatu yang wajib dilakukan.

Silaturahmi dengan warga sekitar sangat penting demi kenyamanan bersama. Sebagai warga baru, sebaiknya menyapa dan mengunjungi tetangga sekitar. Nabi mengajarkan bahwa tetangga memiliki kedudukan yang penting bagi seorang muslim. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya" (HR. Bukhari 5589, Muslim 70)

Tetangga adalah keluarga terdekat kita. Jika ada hal apapun yang terjadi pada kita, tetangga adalah orang terdekat yang bisa dimintai pertolongan. Begitupun saat kita mendapatkan nikmat, sebaiknya tetangga juga orang pertama yang kita bagi. Perhatikan tetangga, jangan sampai tetangga terdekat kita merasa terzholimi tingkah laku kita. Semoga kami bisa hidup dengan nyaman di rumah ini dan bertetangga dengan baik di lingkungan ini.

Kamis, 01 Februari 2024

Agak Laen

Pandemi lalu, setelah PSBB mulai melonggar, grup yang terdiri dari empat komika asal sumatera utara ini terbentuk. Kala itu hiburan streaming sedang marak karena semua orang terbiasa di rumah saja. Aku salah satu diantara jutaan orang yang memilih menghabiskan waktu santai dengan menonton tayangan streaming dan saat beraktivitas lebih suka mendengarkan audio streaming. Salah satu platform yang hingga kini masih sering aku dengar adalah spotify.

Kala itu, teman ngobrol yang tidak banyak membuatku sangat nyaman mendengarjpkan podcast. Mendengarkan percakapan podcaster ini membuatku merasa punya teman bercerita. Walau posisinya mereka yang cerita, aku cuma sebagai pendengar tapi rasanya nyaman sekali mendengar orang ngobrol sesuatu dengan santai tapi memberikan insight atau paling tidak bak obroan tongkrongan yang memberikan perasaan senang setelah mendengar.

Agak laen adalah salah satu podcast yang ku dengarkan sejak episode awalnya. Seperti namanya “agak laen”, episode di spotify pun lain daripada yang lain. Tidak ada episode 1 di playlist mereka. Episode awal dimulai dari 2. Sedari awal mereka berbeda dan sedari awal aku sudah menyukai keanehan mereka. Agak laen menjadi satu-satunya podcast yang ku ikuti di spotify. Aku terkadang juga mendengar podcaster lain tapi tidak ada yang ku ikuti dan dengar semua episodenya seperti agak laen.

Setelah sukses di podcast, mereka merambah youtube yang mulai menampilan visual. Latar belakang mereka yang komika, membuat mereka terbiasa menulis dan tahu pakem-pakem jokes, tau kapan harus masuk dan bagaimana menghasilkan punchline yang menggelitik. Mereka dengan keunggulan masing-masing secara konstan mampu menjaga kesetaraan. Tidak ada yang selalu jadi objek ataupun pengumpan. Mereka mampu memposisikan diri sehingga keempatnya bisa menjadi objek tertawaan dan bisa juga jadi pelempar jokes.

Menyenangkan sekali mendengar dan menyaksikan mereka yang kian hari kian akrab dan bertumbuh menjadi satu grup yang solid. Boris yang pada awalnya dipanggil ketua (karena paling dulu masuk dunia stand up comedy dan secara usia juga paling senior) sekarang sering diolok sebagai komandan mentari. Dipanggil komandan karena pernah memerankan karakter tentara di salah satu film, sementara panggilan mentari karena wajahnya yang terlalu tampan dija dibanding 3 anggota lain. Paras ini penilaian yang relatif sebenarnya tapi setidaknya dikalangan mereka, secara aklamasi menganggap boris ini yang paling “damage” memberikan pesona kepada para wanita, terlebih ia baru saja menduda.

Membicarakan anggota agak lain ini menyenangkan sekali. Selain boris, masih ada jegel, bene dan oki yang juga tidak kalah pesonanya, mereka itu menarik karena komedinya nyambung dan chemistry antara mereka sangat kuat. Jegel yang belakangan sangat banyak program tv nya menjadi pesona dengan predikat komedian naik daunnya. Bene sang sutradara box office yang sadar kemampuan olah tubuhnya terlalu kaku untuk menjadi penampil, tetapi demi agak laen akhirnya berjuang agar tidak tampil memalukan di depan layar. Terakhir, ada oki, yang terlihat underdog dibanding yang lain karena ia yang terakhir masuk skena stand up comedy ini dibanding 3 lainnya. Oki lah pemersatu ke empat orang ini karena oki yang awalnya mencetuskan terbentuknya grup ini.

Hari ini. 1 februari 2024. Aku yang sudah mengikuti mereka hampir 3 tahun ini, ikut bahagia menyaksikan film perdana mereka. Perjalanan mereka dalam sebuah grup mungkin masih seumur jagung namun pertemanan mereka sebenarnya sudah terjalin jauh sebelum grup ini terbentuk. Aku berharap kedepan mereka dapat menjadi grup yang namanya lebih dikenal, lebih banyak mendatangkan kesuksesan untuk mereka.  Solid selalu agak laen. Semoga hingga nanti kalian menua, grup ini sama. Boris, Bene, Jegel, Oki.