Yaa ampun, ga pernah nyangka aku bakal sesuka ini ngikutin obrolan abang-abang yang ga ku kenal. Mengikuti podcast dan youtube mereka sejak awal grup ini terbentuk, membuatku merasa menjadi bagian dari pertumbuhan mereka. IKut berbahagia atas pencapaian mereka dan sekarang saat mereka akhirnya merambah dunia film, aku tidak ingin ketinggalan. Harus menjadi bagian dari jutaan penontonnya.
Hari ini, hari ketiga pemutaran film agak laen. Mungkin sekitar 500 ribu orang yang telah menyaksikan film ini namun aku yakin film ini akan ditonton jutaan pasang mata. Perasaan hangat masih aku rasakan hingga kini, berjam-jam setelah menyaksikan aksi mereka di layar lebar. Film ini menghadirkan banyak tawa dengan beberapa sentuhan horor yang benar-benar seram dan sentuhan drama yang sangat menentuh.
Aku bukan kritikus film, pun ulasan singkat ini akan sangat bias karena sebelum menonton aku sudah menyukai grup ini dengan segala komedinya. Apapun yang mereka tampilkan, sejelek apapun, sepertinya aku akan tetap menyukainya. Namun berbeda dengan suamiku. Dia bukan pecinta stand up comedy. Dia tidak mengikuti perkembangan personil agak laen ini, dia mau ikut menonton hanya karena aku saja, bukan karena menyukai grup ini sejak awal. Beberapa kali aku menyaksikan suamiku tertawa spontan, yang aku pun kaget karenanya. Dia menikmati komedinya namun diakhir dia bilang “biasa aja”. Haahh emang yaaa. Selera film suamiku semacam film action, ini kali pertama kami nonton film komedi bersama di bioskop. Yaa agak laen sepertinya masih biasa saja dimatanya, tapi seenggaknya kami sudah menyumbang 4 tiket hari ini hahaha…
Iya, ga salah. Kami menonton berempat. Aku tahu, film ini 13+ tapi aku tidak bisa meninggalkan anak-anak. Aku biasanya cukup bersabar dan menunggu film yang aku suka tayang di OTT beberapa bulan setelah selesai di bioskop, tapi kali ini aku tidak bisa menahan FOMO. Agak laen ini pengecualian. Aku menajdi sangat egois dan merasa untuk kali ini saja, aku dan keinginanku menjadi no 1 (Biasanya nonton bioskop itu anime/ kids friendly).
Sedikit bercerita soal film ini. Aku sudah mengikuti perkembangan film ini sejak awal. Sedari mereka “menodong” produser untuk memproduksi film mereka. Menonton/mendengarkan semua media yang sedang mempromosikan film ini. membaca ulasan dari mereka yang sudah menyaksikan di premier dan tentu saja keinginan makin tak terbendung setelah film ini akhirnya dibuka untuk umum.
Premis film ini menarik sedari awal. Empat sekawan yang mengelola rumah hantu di pasar malam. Mereka berjuang agar rumah hantu ini bisa profit ditengah himpitan ekonomi dan kebutuhan hidup mereka. Menggadaikan sertifikat rumah pun dilakukan demi melakukan renovasi, rumah hantu ini menjadi sangat seram dan viral. Kok bisa viral?
Terkadang hidup itu memang lucu. Kelucuan yang terjadi di film ini bertaburan dimana-mana, namun dimulai dari satu insiden. Memang jujur itu selalu opsi terbaik namun terkadang kita terlalu takut dengan konsekuensi hingga akhirnya melakukan hal-hal bodoh untuk menutupi kenyataan. Kelakuan empat sekawan ini dibanyak aspek memberikan banyak titik tawa tapi dibalik itu, mereka sosok yang berjuang demi harapan yang mereka idamkan. Pada akhirnya, menebus kesalahan selalu menjadi opsi terbaik daripada menutupinya dengan banyak kebohongan lain.
Terima kasih agak laen. Semoga selalu bisa menghadirkan tawa. Aku berharap grup ini selalu bersama. Secara usia, aku merasa seangkatan dengan grup ini sehingga apapun yang mereka bawakan terasa relate dan dekat sekali. Aku akan menanti film agak laen edisi lainnya, semoga lebih seru dan terus menghadirkan tawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar