Sabtu, 03 November 2018

Abeille Story #3: Kelahiran

Abeille yang cerdas,

ingat-ingat akan mahfudzot (kata mutiara) ini ya nak:
اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ
"Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat".
Ilmu itu penting nak. Tanpa harta kita masih bisa bertahan hidup, namun tanpa ilmu kita akan segera binasa. Belajar dan mengajarkan adalah cara kita bertahan di dunia ini. Silih berganti guru hadir dan setiap orang yang kita temui sejatinya adalah guru kita. Setiap peristiwa yang kita alami adalah pembelajaran yang menambah pengalaman. Pepatah mengatakan, pengalaman adalah guru yang paling baik. Kali ini, bunda akan menceritakan pertemuan pertama kita dan pelajaran pertama bunda sebagai ibu.

Nak, bunda merasa sudah siap lahir batin menyambutmu. Selama 9 bulan kehamilan bunda melahap banyak buku, sharing dengan sesama ibu hamil, belajar dari pengalaman mereka yang telah memiliki anak dan mempraktekan beberapa ilmu yang dirasa bermanfaat dalam proses persalinan. Ternyata, saat pertemuan kita semakin dekat, ada kalanya bunda lupa "pelajaran" yang harus dipraktekan karena rasa sakit yang begitu aduhai.

Akhir November, adalah saat dimana durian mulai membanjiri pasar. Kala itu malam minggu, waktu yang sempurna untuk menghabiskan malam dengan menikmati buah musiman ini. Bunda menghabiskan 1 buah loh malam itu. Bunda sengaja makan banyak karena setelah melahirkan, rasanya bunda tak akan menikmati durian sebanyak itu 1x makan. Keputusan yang tepat (atau bodoh?) karena tak lama setelah itu, bunda mengalami kontraksi. Entah memang sudah waktunya kamu lahir atau efek panas dari durian yang bunda makan, namun kontraksi yang bermula pukul 11 malam itu teratur dan tidak menghilang.

Setelah tengah malam, bunda menyadari bahwa perjumpaan kita semakin dekat. Jauh sebelum melahirkan, bunda selalu mensugesti untuk lahir di siang hari. Kenapa? Bunda merasa kasihan pada bidan yang kehilangan waktu istirahatnya demi menolong kita. Benar saja, walaupun kontraksi berlangsung per 5 menit namun hingga subuh tidak ada bercak darah yang keluar. Bunda masih bertahan dirumah, melakukan aktivitas yang sekiranya membantu mengalihkan rasa sakit dan membiarkan ayahmu untuk istirahat terlebih dahulu. Ayahmu harus tidur cukup. Dia harus cukup kuat untuk menjaga bunda, saat bunda tidak mampu lagi menahan rasa sakit ini.

Selepas subuh, flek/darah keluar saat bunda mandi. Bunda sempat merebus 2 telur untuk sarapan pagi itu. Bunda merasa tambahan protein sangat membantu menambah kekuatan bunda nantinya, disamping juga kurma dan minyak zaitun yang memang rutin bunda konsumsi di TM 3. Bunda bahkan masih sempat mengeringkan rambut dengan hair dryer dan berjalan sendiri ke mobil. Sound perfect, right?

Pukul 6 pagi, setelah menahan kontraksi selama 7 jam hasil cek dalam menunjukan bukaan 3. Menurut teori, bukaan 1-3 itu masih fase laten. Bunda berharap fase aktif terjadi lebih cepat. Bidan memprediksi siang itu kita akan bertemu, bunda berharap sebelum zuhur kita sudah berjumpa. Nyatanya jam 09:58 kamu lahir dengan sempurna. Tidak langsung menangis memang. Butuh beberapa detik hingga akhirnya suara tangismu terdengar.

Abeille, pelajaran pertama yang bunda ambil hari itu adalah sugesti itu penting sekali. Kontraksi yang makin menjadi bunda rasakan pukul 8 pagi, bunda hanya "berpesan" padamu, lahirlah sebelum pukul 10 ya nak. Mungkin kalo bunda percaya kalo kamu bisa lahir lebih cepat, kita akan lebih cepat bertemu.

Pelajaran kedua adalah Doa keluarga itu penting. Bundamu ini, memang termasuk introvert dan baru akan menceritakan apa yang terjadi setelah semuanya selesai, termasuk kepada keluarga. Awalnya, bunda melarang ayahmu untuk menelepon keluarga besar bahwa bunda akan melahirkan. Bunda ingin memberi kabar nanti, setelah engkau lahir. Namun rasa sakit yang tak dapat bunda lukiskan membuat bunda butuh support doa dari orang-orang tersayang. Kelak, jika kamu berada disituasi apapun jangan ragu untuk berbagi ya nak. Terutama kepada bunda.

Ketiga. Saat bahagia kita terkadang lupa dengan sekitar. Seperti yang bunda singgung diawal. Bundamu ini kurang ilmu. Bunda merasa, jika berhasil mengejan dengan baik maka tugas bunda selesai. nyatanya bunda lupa, kamu tidak langsung menangis kala itu dan itu sebenarnya bukan kondisi yang baik-baik saja. Sampai akhirnya kamu lahir, bunda tidak ingat rasanya pecah ketuban. Apakah pecah sebelum waktunya atau bidan yang memecahkan. Bunda terlalu bahagia dan merasa kita baik-baik saja saat akhirnya kamu menangis beberapa detik kemudian. Ada kemungkinan kamu tertelan ketuban karena hingga 2 bulan kemudian bunda baru menyadari saat dokter anak menyatakan paru-parumu sedikit kurang bersih dan perlu dilakukan penyinaran beberapa kali.

Keempat. Jagalah tingkah laku. Menner does metter. Kebodohan lain yang Bunda lakukan adalah bunda lupa jika setelah melahirkan kamu, bunda harus mengeluarkan plasenta. Pasca kamu ditangani bidan senior, bunda main hp, telepon keluarga, video call dll. dalam kondisi plasenta masih didalam. Syukurlah bidan yang membantu persalinan cukup sabar. Aahh bunda baru menyadari betapa tidak sopannya bunda kala itu, meremehkan situasi yang sebenarnya dapat berubah menjadi genting. Untung saja akhirnya berjalan lancar dan plasenta dapat dikeluarkan dengan mudah.

Nak, kamu tahu apa yang terlintas dikepala bunda saat tahu kamu perempuan?
"ooh dia akan mengalami apa yang aku alami". Pasca mengalami peristiwa luar biasa, bunda merasa sangat hebat bisa melalui prosesnya. Suatu hari nanti, kamu pun akan merasakan hal ini. Semoga kamu lebih bijak dari bunda, nak. Banyak-banyaklah belajar, persiapkan diri sebaik-baiknya. Semoga Allah melindungimu selalu.

Abeille, pasca persalinan lebih banyak hal baru yang bunda pelajari. Bundamu benar-benar buta sebelumnya. Kamu mengajari bunda banyak hal, memaksa bunda beradaptasi dengan sesuatu yang sama sekali asing dan dari semua hal yang bunda alami, menjadi ibu adalah pekerjaan paling menantang. Selanjutnya bunda ingin bercerita padamu tentang ASI dan bagaimana kita mempererat ikatan diantara kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar