Selasa, 26 Februari 2013

Dalam Dekapan Ukhuwah

o   Dalam Dekapan Ukhuwah, Kita mengambil cinta dari langit
Lalu menebarkannya di bumi, sungguh di syurga menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta mari membangunnya di sini, dalam dekapan ukhuwah (Salim A.Fillah)

o   Kita semua sama, terpenjara dalam kesendirian hanya saja ada yang terkurung di ruang gelap tanpa cahaya sementara yang lain menghuni kamar berjendela (Khalili Gibran)

o   Apabila perkataan yang lemah lembut  lekaslah segala orang mengikut
Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah sekalian orang gusar(Raja Haji Ali-Gurindam Dua Belas)
o   Karena saat ikatan kita melemah, saat keakraban kita merapuh saat salam terasa menyakitkan saat kebersamaan serasa siksaan. saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai. Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita hanya iman-iman kita yang sedang sakit,atau mengkerdil mungkin dua-duanya, mungkin kau saja tentu terlebih sering, imanku lah yang compang camping

o   pernah ada masa-masa dalam cinta kita, kita lekat bagai api dan kayu, bersama menyala, saling menghangatkan rasanya hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu. pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini, kita terlalu akrab bagai awan dan hujan merasa menghias langit, menyuburkan bumi, dan melukis pelangi. namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman bahkan saling nasehatpun tak lain bagai dua lilin saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api. Kini saatnya kembali pada iman yang menerangi hati, Pada amal shalih yang menjulang bercabang-cabang, Pada akhlak yang manis, lembut dan wangi Hingga ukhuwah kita menggabungkan huruf-huruf menjadi kata Yang dengannya kebenaran terbaca dan bercahay

o   iman adalah mata yang terbuka,
mendahuluinya datangnya cahaya
tapi jika terlalu silau,pejamkan saja
lalu rasakan hangatnya keajaiban

o   Iman agaknya bukan bongkah batu karang yang tegak kokoh
Dia hidup bagai cabang menjulang dan dedaun rimbun
Selalu tumbuh  dan menuntut akarnya menggali kian dalam
Juga merindukan cahaya mentari,embun,dan udara pagi

o   Persaudaraan adalah mu’jizat,wadah yang saling berikatan
Dengannya Allah persatukan  hati-hati yg berserakan
Saling bersaudara, saling merendah lagi memahami
Saling mencintai dan saling berlembut hati (Sayyid Qutb)

o   Berdirimu di waktu malam,sujudmu yang dalam
Mengokohkan hatimu melebihi gunung membiru
Lalu kau terima beban untuk mencintai semesta:
Membagi senyum ketika kau terluka,
Memberi minum ketika kau dahaga
Menghibur jiwa-jiwa ketika kau berduka

o   Malam berlalu, tapi tak mampu kupejamkan mata dirundung rindu kepada mereka
Yang wajahnya mengingatkanku akan syurga
Wahai fajar terbitlah segera,agar sempat kukatakan pada mereka
“aku mencintai kalian karena Allah” (Umar Ra)

o   Sebagaimana kemampuan memimpin
Kekuatan untuk menjalin hubungan
Adalah kecenderungan, sekaligus pembelajaran

o   Jika kau merasa besar, periksa hatimu
Mungkin ia sedang bengkak
Jika kau merasa suci, periksa jiwamu
Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani
Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu
Mungkin ia sedang melayang kehilangan pijakan
Jika kau merasa wangi, periksa ikhlasmu
Mungkin itu asap dari amal shalihmu yang hangus di bakar riya’


o   Jika satu-satunya alat yang kau miliki adalah palu
Kau akan cenderung melihat segala hal sebagai paku (Abraham H. Malsow)

o   Aku takjub pada orang yang suka dipuji atas apa yang tak dilakukannya
Aku takjub pada orang yang suka dikagumi atas apa yang bukan miliknya
Aku takjub pada orang yang merasa benar dengan menyalahkan kawannya
Aku takjub pada orang yang merasa mulia dengan menghinakan sesama
Dan semua  itu akan ku ringkas menjadi: aku takjub pada diriku sendiri

o   Menghadapi orang sulit selalu merupakan masalah
Terutama jika orang sulit itu adalah diri kita sendiri
Jika kita merasa bahwa  semua orang memiliki masalah dengan kita,
Tidakkah diri kita curiga bahwa diri ini adalah masalahnya

o   Ada banyak hal yang tak pernah kita minta
Tapi Allah tidak alpa menyediakannya untuk kita
Seperti nafas sejuk, air segar, hangat mentari,
Dan kicau burung yang mendamai hati
Jika demikian, atas doa-doa yang kita panjatkan
Bersiaplah untuk dijabah lebih dari  apa yang kita mohonkan

o   Hidup tidak dihitung dari jumlah nafas yang kita hirup
Hidup ternilai dari beberapa kali nafas terhenti karena takjub dan anehnya
Keajaiban justru hanya memberi kejutan pada mereka yang percaya

o   Mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang
akan menarik keluar yang terbaik dari mereka
berbagi senyum kecil dan sederhana
mungkin saja mengalirkan ruh baru pada jiwa yang nyaris putus asa
atau membuat sekeping hati kembali percaya
bahwa dia berhak dan layak untuk berbuat baik

o   Jika sebuah penghinaan tak lebih mengerikan
Dibanding apa yang Allah tutupi dari kesejatian kita
Maka bukanlah ia adalah sebait sanjungan?

o   Kita menilai diri sendiri berdasar apa yang BISA kita lakukan
Orang lain menilai berdasar apa yang  SUDAH kita lakukan (Benyamin Franklin)

o   Aku mengenal dengan baik siapa diriku
Dulunya dia adalah setetes air yang hina
Kelak akan menjadi sekujur bangkai membusuk
Kini dia berada diantara kedua hal itu:
Hilir mudik ke sana ke mari membawa kotoran

o   Kusimak dia sepenuh hati dan jiwa
Seakan-akan ini pertama kali aku mendengarnya
Padahal aku telah menghapal hadistnya
Jauh sebelum dia lahir ke dunia (‘atha ibn abi rabah)

o   Hati kita masing-masing dihuni cahaya
Dan ruh-ruh disaa telah saling melihat kilaunya
Merasai pertemuan kembali yang lama din anti
Maka wahai para nurani, saling berlembutlah
Karena kalian sedang berpelukan, dalam dekapan ukhuwah

o   Dalam dekapan ukhuwah kita tersambung
Bukan untuk saling terikat membebani
Melainkan untuk saling tersenyum memahami
Dan saling mengerti dengan kelembutan nurani

o   Sebab pikiran punya jalan nalarnya masing-masing
Maka terkadang mereka bertemu atau berpapasan
Sesekali bersilangan, berhimpitan bahkan bertabrakan
Syukurlah kita punya ruh-ruh, yang diakrabkan iman

o   Seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya
Memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakitinya
Memaksakan kasut besar untuk tapak mungil akan merepotkan
Kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi

o   Nasehati aku di kala kita hanya berdua
Jangan meluruskanku ditengah ramai
Sebab nasehat di depan banyak manusia
Terasa bagai hinaan yang membuat hatiku luka

o   Kita semua anak adam, pernah melakukan kesalahan
dalam dekapan ukhuwah, kelembutan nurani memberi kita
sekeping mata uang yang paling mahal untukmembayarnya
di keping uang itu, satu sisi bertuliskan: “akuilah kesalahanmu”
sisi lain berukir kalimat,“maafkanlah saudaramu yg bersalah”

o   Tak mudah untuk mengatakan  hal yang benar di waktu yang tepat namun agaknya yang lebih sulit adalah
tidak menyampaikan hal yang salah Ketika tiba saat paling menggoda untuk mengatakannya

o   ‘usman hanya akan menunduk hening jika disebut tentang neraka
Tapi tangisnya menggugu mengguncang bahu saat “kubur” diperdengarkan
“andaipun disiksa,” ujarnya,“di jahannam kita akan punya banyak kawan”
“adapun di alam barzakh, kesendirian itu saja pasti sudah sangat mengerikan”

o   Tak pernah sama sekali, ada ke kata dan perilaku orang
Yang bisa menjadi penentu kemuliaan dan kehinaan kita
Dan tak seorangpun bisa menyakiti, tanpa kita mengizinkan nya
Maka bercahayalah dalam gelora untuk meraih semua pahala

o   Jika engkau merasa bahwa segala yang disekitarmu gelap dan pekat,
Tidakkah kau curiga bahwa engkaulah
Yang dikirimkan Allah untuk menjadi cahaya bagi mereka?
Berhentilah mengeluh kan kegelapan itu,
Sebab sinarmu  yang sedang mereka nantikan, maka berkilaulah”

o   “alangkah sulitnya mencari sahabat sejati,” kata seorang teman
“tak temukan walau telah kujelajahi bumi, negeri demi negeri”
Aku tersenyum menepuk pundaknya
“mungkin itu sebab yang kau cari adalah sahabat untuk memberi
Adapun sahabat untuk diberi bertebaran diseluruh penjuru bumi”

o   Kusuapkan sejumput makanan ke mulut saudaraku
Maka tiba-tiba aku merasakan ia lezat dilidahnya
Mengalir di kerongkongan ku, dan kenyang diperutku (abu sulaiman ad-Darani)

o   Sesungguhnya lubang jarum takkan terlalu sempit
Bagi dua orang yang saling mencintai
Adapun bumi, takkan cukup luas
Bagi dua orang yang saling membenci (Al-khalil ibn Ahmad)

o   “Perumpamaan orang-orang beriman dalam cinta-mencintai, Saling menyayangi dan bantu membantu diantara. Sesamanya laksana sebuah jasad, Apabila salah satu bagiannya sakit, yang lain tiada bisa tidur di malam hari, dan menggigil demam”.(Rasulullah saw)

o   Dalam serpih-serpih cahaya
Dan gerak-gerik halus benda-benda
Tersimpan rahasia,mengapa kita ini ada

o   Saudara seiman itu adalah dirimu
Hanya saja dia itu orang lain
Sebab kalian  adalah satu jiwa
Maka kalian adalah satu jiwa
Hanya saja kini sedang hinggap di jasad yang berbeda (Al-Kindi)

o   “..karena jiwa tidak akan pernah menang
Dalam semua kecamuk perang
Kecuali setelah ia menang dalam pertempuran rasa
Pertarungan akhlak, dan pergulatan manhaj..”(Sayyid Qutb,fi zhilaalil qur;an)