Senin, 29 Januari 2024

Gen ABCC11

Hidup tanpa deodoran adalah hal sepele yang jarang aku syukuri. Semula aku berpikir ini suatu hal yang wajar. Aku kira (dulunya) hanya laki-laki yang sering beraktivitas luar ruangan yang memiliki keringat berlebih dan bau badan yang mengganggu, ternyata ini bukan soal gender namun genetik.

Di usia remaja aku mulai mengenal deodoran yang katanya berfungsi untuk mengurangi bau ketiak, menjaga agar ketiak tetap kering, mencegah iritas sekaligus menjaga ketiak agar tidak menghitam. Aku tidak pernah

menggunakan deodoran seperti teman-teman lain. Aku merasa ketiakku tidak mudah basah dan tidak menimbulkan bau yang mengganggu. Selain itu, memang tidak ada rambut ketiak yang tumbuh dan membuat daerah ketiak lembab/iritasi. Balik lagi, awalnya aku pikir semua perempuan sepertiku.

Belakangan, setelah artis-artis korea semakin mendunia, aku menemukan satu penelitian mengapa di korea tidak dijual deodoran. Ternyata, memang umumnya warga korea tidak memiliki bau badan. Aku tidak ada darah korea sama sekali tapi entah bagaimana aku merasa relate dengan fakta ini. 

Seorang ahli epidemiologi genetika di University of Bristol, Ian Day, mengatakan kepada Live Science“gen ABCC11 pada dasarnya adalah satu-satunya penentu apakah anda menghasilkan bau ketiak atau tidak. Penelitian ini juga menunjukan kebanyakan orang-orang di Asia Timur mengalami mutasi genetik yang menyebabkan mereka tidak memiliki bau badan, sementara itu hanya sekitar 2% dari jumlah populasi di Eropa yang kekurangan gen ini.

Aku tidak pernah melakukan pemeriksaan genetik tapi aku bisa dengan yakin bilang kalo aku termasuk di mayoritas orang Asia Timur ini. Selain tidak memiliki bau badan, kotoran telingaku juga bersifat kering. Hal ini rupanya juga disebabkan oleh gen ABCC11. Setelah menggali lebih jauh, ada hubungan antara bau ketiak dan kotoran telinga tipe basah. Info ini tersebar luas di google dan telah dikutip berbagai median dari hasil penelitian yang bisa dibilang valid.

Kabar baiknya, ini bersifat genetik artinya ini diturunkan. Aku tidak cukup mengenal ibuku karena kami terpisah terlalu cepat tapi sejauh yang aku ingat, bapak memang bukan tipe yang gampang keringetan dan bau (walau tanpa deodoran dan parfum). Aku mengamati kedua anakku tapi sepertinya genetik ayahnya terlalu kuat. 

Mengutip ancestry, Para ilmuwan berpendapat, ada dua versi-genotipe-gen: satu mengkode kotoran telinga basah, dan yang lainnya mengkode kering. Kotoran telinga basah cenderung menjadi sifat yang dominan, sedangkan kotoran telinga yang kering bersifat resesif. Aku belum bisa memastikan untuk razka, tapi kalo abil kayaknya emang bau badannya 11 12 ayahnya hahaha…

At least, golongan darah kedua anak ini AB. Perpaduan golongan darah ayahnya yang A dan golongan darahku yang B. Sejauh ini aku melihat kedua anak ini adalah perpaduan yang baik. Kulit mereka tidak secerah aku namun tidak segelap ayahnya. Kapan-kapan sepertinya aku ingin belajar (lagi) soal pigmen.